Selamat Datang

Ilmu Lingkungan adalah blog yang dibuat untuk mendukung mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Undana yang sedang mengambil mata kuliah Ilmu Lingkungan untuk mengikuti perkuliahan dengan metode blended learning dengan cara menyajikan materi kuliah yang dapat diakses secara daring (online). Materi kuliah disajikan secara ringkas disertai dengan tautan ke file PDF yang menyajikan uraian lebih rinci dan tautan ke halaman eksternal yang perlu dijelajah untuk memperkaya materi kuliah. Mahasiswa peserta kuliah diwajibkan untuk melakukan registrasi mengikuti perkuliahan. Mahasiswa peserta kuliah diwajibkan aktif menyampaikan komentar dan pertanyaan pada bagian bawah setiap materi kuliah.

Sunday, December 6, 2020

16. Penutup: Peran Mahasiswa Ilmu Lingkungan dalam Menghadapi Tantangan yang Ditimbulkan oleh Permasalahan Lingkungan Lokal, Nasional, dan Global

 

Berbagai upaya pengelolaan telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Namun permasalahan lingkungan bukannya berkurang, melainkan terus saja bertambah. Permasalahan lingkungan terus terjadi terutama karena jumlah penduduk terus meningkat. Setiap orang mempunyai jejak kaki karbon yang cenderung semakin besar seiring dengan meningkatnya kesejahteraan orang yang bersangkutan. Jika memang demikian, apakah pembangunan untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan justru menjadi buah simalakama? Kemiskinan merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap permasalahan lingkungan, tetapi pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan justru meningkatkan jejak kaki karbon seseorang. Lalu apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi buah simalakama ini?

Mungkin Anda akan menjawab, segera lakukan sesuatu untuk melindungi dan menyelamatkan lingkungan. Tentu saja baik, jika Anda melakukan itu. Hanya saja soalnya kemudian adalah, apakah yang Anda lakukan sudah mengatasi permasalahan lingkungan yang paling mendesak diatasi di tempat masing-masing. Ingat semboyang terkenal, "think globally, act locally" dan coba renungkan apa sebenarnya maksudnya. Lalu apakah sudah cukup jika Anda sudah memikirkan dan melakukan sendirian? Juga perlu Anda pikirkan, permasalahan lingkungan bersifat seperti sebuah sungai, ada bagian hulu dan ada bagian hilirnya. Kalau Anda melakukan upaya hanya untuk mengatasi permasalahan di bagian hilir, akan percuma saja jika permasalahan di bagian hulu tidak diatasi. Ambil sebagai contoh mengatasi permasalahan sampah plastik, yang oleh Gubernur NTT saat ini sangat gencar ditangani dengan melakukan pemungutan sampah plastik. Tapi apakah memungut sampah plastik akan berhasil mengatasi permasalahan sampah plastik jika pemerintah tetap membiarkan perusahaan memproduksi kantong dan botol plastik, pedagang menjual kantong plastik dan air minum dalam botol plastik, dan orang bangga menggunakan kantong plastik dan botol plastik sebagai simbol kemajuan zaman?

Oleh karena itu, sebelum melakukan sesuatu, kita perlu memperbaiki apa yang lazim disebut literasi lingkungan (environmental literacy). Ada banyak istilah lain yang digunakan, antara lain literasi ekologis (ecological literacy) atau ekoliterasi (ecoliteracy). Apa sebenarnya literasi lingkungan atau literasi ekologis itu? Untuk memahaminya, silahkan unduh dan baca artikel berjudul Environmental literacy, ecological literacy, ecoliteracy: What do we mean and how did we get here? (Literasi lingkungan, literasi ekologis, ekoliterasi: Apa yang kita maksud dan bagaimana kita bisa sampai di sana?) Mengenai istilah literasi, artikel tersebut menjelaskan bahwa pengertiannya lebih luas daripada sekedar kemampuan membaca dan menulis, kini juga mencakup kemampuan memahami, mengambil keputusan berdasarkan informasi, dan bertindak mengatasi permasalahan kompleks yang dihadapi masyarakat. Bahkan istilah literasi semakin diperluas menjadi mencakup pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang, seperti misalnya literasi komputer, literasi kesehatan, literasi seni. Dari perluasan tersebutlah maka kemudian timbul istilah literasi lingkungan, literasi ekologis, dan ekoliterasi. Untuk memahami apa itu literasi lingkungan, literasi ekologis, dan ekoliterasi, artikel ini terlebih dahulu menjelaskan komponen masing-masing dan kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan kerangka kerja (framework) yang digunakan oleh para pakar dalam mendefinisikan setiap istilah. Silahkan baca secara kritis komponen dan kerangka kerja setiap istilah lalu coba jelaskan sendiri, literasi lingkungan, literasi ekologis, dan ekoliterasi itu sebenarnya apa dan apakah sama atau berbeda satu sama lain.

Untuk memahami apa itu literasi lingkungan, literasi ekologis, dan ekoliterasi, silahkan selalu kembali kepada pengertian dasar literasi: (1) memahami sesuatu secara utuh dengan membaca dan menuliskannya, (2) memutuskan sesuatu berdasarkan pemahaman yang utuh, dan (3) bertindak mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dengan berdasarkan pemahaman yang menyeluruh dan pengambilan keputusan berdasarkan pemahaman yang utuh. Kalau kemudian ada yang bertanya, apa peran mahasiswa ilmu lingkungan dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh permasalahan lingkungan lokal, nasional, dan global maka jawaban pertama adalah memahami secara menyeluruh dan utuh ilmu lingkungan yang sedang Anda pelajari. Setelah memahami, silahkan pikirkan apa yang menjadi permasalahan lingkungan paling mendesak pada skala lokal, nasional, dan global. Dalam hal ini lokal dapat berarti lingkungan dalam rumah Anda, sekitar rumah Anda, di kabupaten/kota Anda, atau di provinsi Anda. Nasional yang dimaksud dalam hal ini adalah negara dan glonal adalah seluruh dunia. Setelah berhasil menemukan masalah lingkungan yang mendesak untuk ditangani, barulah kemudian Anda menentukan apa yang akan Anda lakukan dan bagaimana melakukannya.

Setelah menentukan permasalahan lingkungan yang memerlukan prioritas penanganan, Anda menentukan apa yang bisa Anda lakukan sendiri, bersama keluarga, dan kemudian dengan mengajak tetangga atau orang lain. Mulai terlebih dahulu dari diri sendiri, baru kemudian mengajak keluarga dan orang lain. Jangan meniru para penceramah radikal yang mengiming-imingi sorga bagi orang lain untuk melakukan sesuatu, tetapi dia sendiri tidak mau melakukannya. Hindari bicara mengenai revolusi ahlak, menegakkan akhlak orang lain, kalau diri sendiri belum mempunyai cukup kemampuan untuk menunjukkan telah berakhlak kepada orang lain. Sekedar sebagai contoh, bukan sebagai keharusan, berikut adalah hal-hal sederhana yang dapat diperankan oleh mahasiswa ilmu lingkungan untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh permasalahan lingkungan:
  1. Gunakan air secara hemat, lakukan sesuatu untuk konservasi air. Air bersih merupakan sumberdaya alam yang semakin langka di seluruh dunia, tetapi sudah sangat langka di kawasan lahan kering sebagaimana di Nusa Tenggara Timur. Anda mungkin dapat menghemat air dengan melakukan daur ulang air kamar mandi, air cuci pakaian, dan air cuci dapur untuk menyiram tanaman. Anda mungkin dapat melakukan sesuatu dengan membangun rumah yang dapat memanen air hujan. Anda mungkin dapat melakukan sesuatu di halaman rumah untuk jangan membiarkan limpasan air hujan tidak sampai mengalir keluar dari pagar.
  2. Tanam dan rawat pohon, selamatkan pohon yang tumbuh di tempat yang salah. Pohon menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen. Pohon menyerap sinar matahari dan memberikan naungan yang meneduhkan. Pohon mempunyai perakaran yang masuk dalam ke dalam tanah sehingga memungkinkan air limpasan hujan dapat lebih mudah masuk ke dalam tanah. Pohon bisa menghasilkan sesuatu yang dapat Anda gunakan, mungkin untuk dimakan buahnya, disayur daunnya, atau sebagai sumber bahan obat. Ada banyak sekali jenis pohon, untuk menanam pilihlah jenis-jenis pohon lokal atau jenis-jenis pohon asli Indonesia sebelum menanam jenis-jenis pohon asal dari luar. Daripada menanam flamboyan yang berasal dari Afrika, misalnya, mengapa tidak menanam jenis-jenis beringin asal Indonesia yang begitu banyak dan mudah dibibitkan?
  3. Konsumsi pangan lokal, kurangi mengkonsumsi pangan siap saji. Setiap orang perlu makan dan makanan tersedia dalam banyak ragam. Kehidupan modern telah membuat orang memilih makanan yang praktis, membeli makanan siap saji. Tapi makanan siap saji mengandung bahan pengawet dan penyedap yang bisa membahayakan kesehatan. Mungkin tidak menimbulkan penyakit, tapi bisa membuat berat badan bertambah dengan cepat. Karena itu, mengapa tidak memasak sendiri dari bahan segar yang tersedia di pasar lokal. Dengan mengkonsumsi pangan lokal bukan berarti Anda harus menanam sendiri atau memelihara ternak sendiri, tetapi paling tidak telah membantu petani peternak di sekitar Anda menanam dan beternak untuk Anda. Dengan mengkonsumsi pangan lokal berarti Anda sudah membantu pedagang di pasar-pasar tradisional, apalagi jika Anda membelinya tanpa terlalu menawar. Cobalah renungkan, mengapa Anda tidak menawar di restoran cepat saji tetapi menawar dengan harga serendah-rendahnya ketika berbelanja di pasar tradisional.
  4. Kurangi penggunaan kertas, lakukan lebih banyak hal secara daring. Kertas merupakan unsur penting dalam perkembangan peradaban, tapi juga faktor penting dalam perusakan dan pencemaran lingkungan. Cobalah cari informasi berapa pohon yang harus ditebang dan berapa banyak bahan kimia beracun yang diperlukan untuk menghasilkan satu rim kertas. Pikirkan di mana pohon ditebang dan ke mana bahan kimia berbahaya dan beracun dibuang dalam proses produksi untuk menghasilkan kertas. Manfaatkan peluang yang timbul dari pandemi Covid-19 ini dengan belajar menggunakan teknologi informasi untuk mengurangi penggunaan kertas. Lakukan sesuatu di kantor agar kantor Anda bisa semakin mengurangi penggunakan kertas dengan menggantinya dengan menggunakan teknologi informasi.
  5. Kurangi membuang barang bekas, lakukan pakai ulang dan daur ulang. Barang bekas bisa jadi berupa pakaian bekas, sepatu bekas, barang-barang elektronik bekas, bahkan sampai pada botol bekas minuman dan plastik pembungkus bekas. Anda mungkin bisa menjual atau menyumbangkan pakaian bekas Anda, menjual kepada pedagang loak atau kepada pemulung barang elektronik bekas, botol bekas, dan plastik pembungkus beas yang tentu saja perlu terlebih dahulu Anda kumpulkan, bukan Anda buang begitu saja. Tapi bila Anda cukup kreatif, Anda bisa memakai ulang atau membuat barang baru dari barang-barang bekas tersebut. Misalnya saja, Anda dapat memanfaatkan botol plastik bekas untuk membuat instalasi hidroponik sederhana.
  6. Kurangi membuat sampah, jangan buang sampah sembarangan, pungut sampah plastik. Sampah ada karena kita membuatnya. Kitalah yang mengkategorikan sesuatu sebagai sampah atau bukan sampah. Ketika berbelanja, kita minta setiap barang yang kita beli dibungkus. Sesampai di rumah, pembungkus itu tidak akan menjadi sampah jika kita menggunakannya atau jikanpun membuangnya, membuang pada tempat yang benar. Kantong plastik misalnya, bisa tidak menjadi sampah kalau kita memakainya berulang-ulang dan kalau sudah benar-benar tidak bisa dipakai, mengumpulkannya dan memberikan kepada pemulung atau pihak yang bisa mendaur ulang. Jika menemukan sampah plastik, usahakan juga memungutnya dan memasukkannya ke tempat sampah. Jauhkan diri dari merasa turun gengsi karena memungut sampah karena memungut sampah merupakan tindakan mulia menyelamatkan masa depan kehidupan.
  7. Jangan membakar sampah, pilah sampah, dan olah sampah organik menjadi pupuk. Di kota Kupang para pegawai lazim melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan pada setiap hari Jumat, dikenal sebagai Jumat Bersih. Pada saat melakukan Jumat Bersih, orang yang bekerja bakti membersihkan sampah dengan cara membakar. Padahal membakar sebenarnya bukan membersihkan sampah, melainkan hanya mengubah sampah dari satu bentuk ke bentuk lain, memindahkannya dari permukaan tanah ke udara, dan memperluas pengotoran dari satu lokasi menjadi ke mana-mana. Sampah yang dibakar bermacam-macam, mulai dari sampah platik sampai sampah dedaunan. Pembakaran sampah plastik menghasilkan gas bukan hanya karbondioksida, melainkan gas lain yang bisa lebih berbahaya. Membangkar sampah dedaunan melepaskan karbondioksida ke udara yang jika dibiarkan bisa dimasukkan ke dalam tanah. Sampah dedaunan bisa dibiarkan untuk menutup permukaan tanah atau diolah menjadi pupuk organik, bukan untuk dibakar. Bagaimana mungkin bisa melarang petani melakukan tebas bakar tapi diri sendiri merasa berjasa telah membersihkan lingkungan dengan membakar sampah?
  8. Jangan hanya melakukan sendiri, ajak orang lain untuk melakukan bersama. Melakukan suatu peran untuk mengatasi permasalahan lingkungan memang harus dimulai dari diri sendiri. Dengan memulai dari diri sendiri, mudah-mudahan ada yang mengikuti. Tapi bila itu tidak terjadi, jangan sungkan mengajak anak, istri, anggota keluarga lainnya, tetangga, dan teman-teman untuk bersama-sama melakukannya. Mulailah dengan hal-hal sederhana, misalnya kerja bakti membersihkan rumah, membersihkan lingkungan tempat tinggal, atau bersama-sama menjadi kelompok asuh untuk menjaga habitat tertentu, misalnya menjaga kelestarian bukit di desa.
  9. Gunakan media sosial untuk menyadarkan dan mengajak orang lain. Saat ini hampir setiap orang menggunakan media sosial. Ada yang menggunakan media sosial sekedar untuk menunjukkan eksistensi, sekedar untuk bersilaturahmi, atau bahkan sebagai sumber penghasilan. Tidak ada salahnya Anda menggunakan media sosial sesuai dengan tujuan yang Anda pilih. Tetapi sebagai mahasiswa ilmu lingkungan, akan semakin tidak ada salahnya jika Anda juga menggunakan media sosial untuk membangun literasi lingkungan dan mengajak pihak lain untuk peduli lingkungan. Dengan cara itu sekaligus Anda juga sudah menunjukkan eksistensi diri Anda sebagai mahasiswa ilmu lingkungan yang peduli lingkungan, bukan sekedar sebagai mahasiswa ilmu lingkungan yang hanya peduli diri sendiri.
  10. Lakukan sejak semasih sebagai mahasiswa, jangan menunggu. Sebagai mahasiswa mungkin Anda berasalasan, belum sempat melakukan apapun untuk mengatasi permasalahan lingkungan karena Anda sedang sibuk belajar. Mungkin Anda berasalasan dosen ilmu lingkungan memberikan kuliah daring yang disertai dengan tugas membaca banyak pustaka dan mengerjakan tugas setiap kali mengikuti perkuliahan. Boleh jadi Anda memang sibuk, tapi percayalah, setelah Anda tamat nanti, Anda akan bertambah sibuk. Oleh karena itu, semasih berstatus sebagai mahasiswa, mulailah melakukan sesuatu dari sekarang.  
Sepuluh butir yang saya sajikan di atas hanyalah sekedar contoh. Anda bisa memilih untuk melakukan yang mana atau memilih untuk melakukan hal lain. Yang terpenting, sebelum memilih Anda mempertimbangkan berdasarkan pada prioritas permasalahan lingkungan pada skala lokal, nasional, dan global. Untuk bisa mempertimbangkan dengan baik Anda perlu mempunyai literasi lingkungan, literasi ekologis, ekoliterasi, atau apapun namanya. Masih bingung juga? Silahkan baca sekali lagi artikel Environmental literacy, ecological literacy, ecoliteracy: What do we mean and how did we get here? Membaca adalah awal untuk menjadikan diri Anda peduli terhadap permasalahan lingkungan. Enggan membaca menunjukkan diri Anda sebenarnya enggan berubah menjadi peduli lingkungan.

Pustaka
Kali ini saya tidak meminta Anda membaca buku-buku teks ilmu lingkungan yang sudah saya sediakan secara gratis. Selama ini saya sebenarnya tahu bahwa sebagian besar dari Anda atau bahkan Anda semuanya tidak ada yang merasa senang mendapatkan buku-buku teks mahal secara gratis, bahkan mungkin merasakan itu sebagai beban. Tidak apa-apa, oleh karena itu kali ini saya hanya meminta Anda membaca artikel Environmental literacy, ecological literacy, ecoliteracy: What do we mean and how did we get here? ini saja.

15.2. TUGAS KULIAH KULIAH

15.2.1. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Sebagai mahasiswa milenial, setiap mahasiswa tentu mempunyai akun media sosial untuk tujuan menampilkan diri. Gunakan media sosial masing-masing juga untuk tujuan belajar dengan cara membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah. Silahkan memeriksa untuk memastikan bahwa Anda telah membagikan materi kuliah 9 sampai materi kuliah 15.

15.2.2. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Sampaikan minimal satu komentar dan/atau pertanyaan singkat mengenai materi kuliah ini dengan mengerikkan di dalam kotak Masukkan komentar Anda ... yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini dan kemudian tanggapi minimal dua komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Silahkan memeriksa untuk memastikan bahwa Anda telah menyampaikan komentar dan/atau menanggapi komentar mahasiswa lainnya pada materi kuliah 9 sampai materi kuliah 15.

15.2.3. Mengerjakan Latihan Pembelajaran Kasus
Mempelajari ilmu lingkungan tidak cukup hanya dengan belajar untuk memperoleh pengetahuan, tetapi juga perlu belajar membangun kepedulian. Oleh karena itu, selain mempelajari materi kuliah, Anda diwajibkan mengerjakan tugas. Setelah menyelesaikan materi 9 sampai materi 15, silahkan periksa untuk memastikan bahwa Anda telah mengerjakan tugas materi 9 sampai materi 15 dan telah menyampaikan laporannya.

14.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan kuliah, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Silahkan memeriksa situs SIADIKNONA dan memeriksa kembali bagian Administrasi Pelaksanaan Kuliah pada bagian akhir materi kuliah 9 sampai materi kuliah 15 untuk memastikan bahwa Anda telah menandatangani daftar hadir dan telah memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas untuk setiap materi kuliah. Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah dan tidak mengerjakan tugas kuliah.

*****
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan: 22 November 2019, direvisi pertama kali pada 30 November 2020, direvisi terakhir kali pada 7 Desember 2023.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.


1 comment:

  1. saya kira peranan mahasiswa lingkungan tidak lain dari melestarikan lingkungan, melakukan reboisasi dan mengkampanyekan pentingnya tanaman2 pelindung dan penyimpan air yang dapat menyelesaikan persoalan kekeringan di daerah kita, seperti ficus.

    ReplyDelete