Selamat Datang

Ilmu Lingkungan adalah blog yang dibuat untuk mendukung mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Undana yang sedang mengambil mata kuliah Ilmu Lingkungan untuk mengikuti perkuliahan dengan metode blended learning dengan cara menyajikan materi kuliah yang dapat diakses secara daring (online). Materi kuliah disajikan secara ringkas disertai dengan tautan ke file PDF yang menyajikan uraian lebih rinci dan tautan ke halaman eksternal yang perlu dijelajah untuk memperkaya materi kuliah. Mahasiswa peserta kuliah diwajibkan untuk melakukan registrasi mengikuti perkuliahan. Mahasiswa peserta kuliah diwajibkan aktif menyampaikan komentar dan pertanyaan pada bagian bawah setiap materi kuliah.

Saturday, September 7, 2019

9. Lingkungan Sosial-Ekonomi-Budaya (1): Memahami Aspek Kependudukan sebagai Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pada Konferensi Global mengenai Lingkungan Hidup Manusia (UNCHE) yang diselenggarakan di Stockholm, Swedia, pada 1972, Perdana Menteri India pada saat itu, Indira Gandhi, menyampaikan dalam pidatonya, "We do not wish to impoverish the environment any further and yet we cannot for a moment forget the grim poverty of large numbers of people. Are not poverty and need the greatest polluters?" Pesan yang disampaikan oleh PM India sangat jelas, bahwa untuk mengatasi permasalahan lingkungan, bukan hanya kemiskinan yang perlu mendapat prioritas perhatian. Tetapi mengapa permasalahan lingkungan seakan-akan hanya merupakan dosa orang miskin? Pada tulisan ini saya memandu Anda memahami hubungan antara jumlah penduduk, kebutuhan penduduk, dan permasalahan lingkungan dengan terlebih dahulu memahami hubungan antara jumlah penduduk dan kemiskinan.

9.1. MATERI KULIAH

9.1.1. Membaca Materi Kuliah

Sebelum melanjutkan, perlu saya sampaikan bahwa materi kuliah ini hanya merupakan pengantar bagi Anda untuk membaca buku teks yang saya sampaikan pada bagian 9.1.2. Mengunduh dan Membaca Pustaka. Saya paham bahwa mungkin sebagian besar dari Anda mengalami kesulitan dalam Bahasa Inggris. Tetapi Anda akan diwisuda sebagai magister ilmu lingkungan dengan gelar MLing. yang akan disetarakan dengan orang lain yang mempelajari ilmu lingkungan di universitas di luar negeri dengan gelar M.Sc. atau M.Env.Sc, negara memperlakukan MLing. setara dengan M.Sc. maupun M.Env.Sc. Untuk menjadikan itu benar-benar setara, Anda harus membaca buku teks yang kurang lebih sama dengan yang dibaca oleh mahasiswa magister ilmu lingkungan di luar sana.

Selanjutnya mari kita renungkan sejauh apa kutipan dari Australian Academy of Science mengenai hubungan antara manusia dan lingkungan berikut ini benar adanya:
We humans are remarkable creatures. From our humble beginnings in small pockets of Africa, we have evolved over millennia to colonise almost every corner of our planet. We are clever, resilient and adaptable―perhaps a little too adaptable.
Manusia memang luar biasa, tidak ada satu tempat pun di permukaan bumi yang tidak dapat dihuni manusia. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh spesies mahluk hidup lain manapun selain manusia. Akibatnya, jumlah penduduk manusia meningkat dengan cepat. Menurut United Nations Population Fund (UNFPA), penduduk dunia pada 2020 mencapai 7,795 miliar jiwa dan terus meningkat 1,1% per tahun dalam kurun waktu 2015-2020 dan pada 2023 mencapai 8.046 miliar. Untuk Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan jumlah penduduk pada 2018, 2019, dan 2020 berturut-turut berjumlah masing-masing264,16; 266,91; dan 269,60 juta jiwa., dan pada pertengahan 2023 mencapai 278,70 juta jiwa. Banyak pihak khawatir bahwa jumlah penduduk yang terus meningkat akan berakhir dengan bencana lingkungan. Tapi banyak juga yang menyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar adalah bonus demografi (demographic dividend) (tenaga kerja, tabungan, modal manusia, permintaan dalam negeri). Tetapi apakah memang sesederhana itu? Apakah permasalahan penduduk sekedar merupakan permasalahan jumlah penduduk atau lebih kompleks dari itu?


Gambar 9.1.
Kurva Perkembangan Penduduk Dunia antar Kawasan. Sumber: Kurva, Tabel

Analisis mengenai hubungan antara penduduk dan lingkungan sebenarnya berawal sudah sejak lama, yaitu sejak Thomas Malthus mempublikasikan Essay on the Principle of Population (1798), dan pengikutnya yang lazim disebut neo-Malthusian, menyatakan bahwa penduduk, yang bertambah secara eksponensial bila tidak dilakukan pengendalian pertumbuhan, akan menghabiskan sumberdaya bumi sehingga pada akhirnya menimbulkan bencana lingkungan. Pada 1972, the Club of Rome mengeluarkan apa yang disebut World Model, pemodelan hubungan penduduk-lingkungan terkomputerisasi yang pertama, yang meramalkan bahwa daya dukung lingkungan global akan terlampaui dalam waktu 100 tahun. Model yang didasarkan atas pendekatan neo-Malthusian ini bahwa dampak lingkungan (I) merupakan hasil kali antara jumlah penduduk (P), tingkat kemakmuran (A), dan teknologi (T), menuai banyak kritik karena tidak memperhitungkan kemungkinan terjadinya interaksi di antara komponen-komponen persamaan yang digunakan. Misalnya, penduduk dengan tingkat kemakmuran yang tinggi dapat menggunakan teknologi yang lebih efisien menggunakan sumberdaya alam. Persamaan IPAT, demikian juga dengan pendekatan neo-Malthusian yang mendasarinya, juga dikritik karena mengabaikan aspek budaya, perkembangan teknologi, perdagangan, dan peranan kelembagaan. Kini, sebagai perayaan ulang tahun ke-50-nya, the Club of Rome menerbitkan buku berjudul Earth for All: A Survival Guide for Humanity, yang menguraikan apa yang terjadi mengenai pemodelannya dan apa yang perlu kita lakukan untuk memperbaiki hubungan kita dengan bumi dalam 50 tahun ke depan. Berikut adalah kutipan dari buku tersebut:
Across the G20, three in five people (58%) are “extremely worried” or “very worried” about the current state of the planet. Even more are concerned about the future. Concern is at its highest level among: women (62%), young people aged 25 to 34 (60%), those educated, high earners, and people who identify more as global citizens than those who have a very strong national identity.
Negara kita adalah anggota G20 yang telah melakukan konferensi tingkat tinggi ke-17 di Bali. Silahkan renungkan, apakah Anda termasuk orang yang mengkhawatirkan keadaan planet Bumi saat ini atau merasa santai saja, semua sudah diatur oleh Yang Di Atas.

Sebelum melanjutkan membahas mengenai hubungan antara penduduk dengan lingkungan, sebaiknya kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan daya dukung lingkungan (environmental carrying capacity). Daya dukung lingkungan menyatakan jumlah individu maksimum suatu spesies yang dapat didukung oleh suatu lingkungan untuk hidup dan berkembang biak secara berkelanjutan. Merujuk pada konsep daya dukung lingkungan tersebut, daya dukung bumi terhadap jumlah penduduk berarti jumlah penduduk manusia maksimum yang dapat didukung oleh bumi secara berkelanjutan. Lalu berapakah jumlah tersebut sebenarnya? Studi yang dilakukan untuk tujuan ini ternyata memberikan hasil yang sangat berbeda-beda, dari 65 studi yang pernah dilakukan diperoleh angka daya dukung yang berkisar antara 2 sampai 1024 milayar jiwa, sebuah perbedaan yang luar biasa besar. Dari 65 studi tersebut, 20 studi memberikan hasil perkiraan 8 milyar dan 14 studi memberikan hasil perkiraan 16 milyar jiwa. Bila yang kita gunakan adalah hasil studi terbanyak yang memberikan hasil perkiraan 8 milyar maka dibandingkan dengan jumlah penduduk dunia saat ini, ternyata angka yang diperoleh sudah terlewati (overshot). Tetapi pertanyaannya kemudian adalah mengapa hasil yang diperoleh sedemikian berbeda-beda? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, silahkan membaca jawaban atas pertanyaan How many people can Earth support? atau pertanyaan sejenis di situs Australian Academy of ScienceBBC FutureLife Science, dan The Conversation. Mengenai cara pengukurannya, silahkan membaca artikel The application of ecological footprint and biocapacity for environmental carrying capacity assessment: A new approach for European cities.

Berbeda dengan Malthus, Esther Boserup mengajukan hipotesis, yang kemudian terkenal sebagai Hipotesis Boserup, bahwa produksi pertanian akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk karena memungkinkan terjadinya intensifikasi produksi yang didorong oleh semakin tersedianya tenaga kerja dan modal. Hipotesis Boserup sering dipandang bertolak belakang dengan teori Malthus, padahal sebenarnya tidak karena Malthus karena Boserup juga menyatakan bahwa dalam kondisi tertentu, meningkatnya jumlah penduduk tidak bisa mendorong intensifikasi. Perbedaan di antara keduanya terletak hanya pada bagaimana teknologi dipandang, pada teori Malthus teknologi dipandang sebagai sesuatu yang eksogen sedangkan pada hipotesis Boserup sebagai sesuatu yang endogen. Yang justeru sangat tajam bertentangan dengan teori Malthus adalah teori cornucopia (cornucopian theory) bahwa bertambahnya penduduk akan menghadirkan lebih banyak orang kreatif yang mampu menghasilkan produk substitusi sehingga krisis sumberdaya tidak akan pernah terjadi.

Bila peningkatan jumlah penduduk mendorong terjadinya kerusakan lingkungan, mengapa penduduk di tempat-tempat yang miskin justru cenderung mempunyai banyak anak? Jawaban terhadap pertanyaan ini diberikan oleh apa yang dikenal sebagai Vicious Circle Model (VCM). Secara keseluruhan, penjelasan model ini sebenarnya berbasis pada aliran neo-Malthusian. Hanya saja, pada bagian tertentu, VCM juga menggunakan teori lain. Salah satunya adalah teori aliran kekayaan antar generasi dari demografi yang menyatakan bahwa banyak anak dalam masyarakat tradisional akan memungkinkan terjadinya aliran kekayaan dari anak ke orang tua (banyak anak, banyak rejeki). Penjelasan lainnya, juga dari demografi, adalah teori anak sebagai asuransi, yang menyatakan bahwa dalam situasi di mana pasar tidak menentu dan jejaring pengaman sosial dari pemerintah masih lemah, anak berperan sebagai jaminan keamanan hari tua. Terakhir, VCM meminjam dari teori tragedi milik umum (tragedi of the commons) yang menyatakan bahwa bila tersedia insentif untuk menggunakan milik umum sebagai cara untuk memupuk kekayaan pribadi maka setiap orang akan berusaha untuk mengeksploitasi milik umum tersebut sehingga pada akhirnya merugikan semua pihak.

Penjelasan yang berbeda diberikan oleh ekologi politik (political ecology). Menurut pandangan ekologi politik, penduduk dan lingkungan sebenarnya terhubung hanya karena keduanya mempunyai akar permasalahan yang sama, yaitu kemiskinan, dan kemiskinan itu sendiri terjadi karena ketidakseimbangan ekonomi antara negara-negara maju dan negara-negara sedang berkembang dan di dalam negara-negara berkembang itu sendiri. Menurut pandangan ekologi politik tersebut, perusakan hutan dapat terjadi karena tiga sebab. Pertama, penduduk merusak hutan karena tidak mempunyai lahan sebagai akibat dari ketidak seimbangan penguasaan lahan yang sudah diwarisi secara turun temurun. Kedua, penduduk terdorong merusak hutan karena kepentingan negara-negara maju agar penduduknya dapat mempertahankan standar hidup yang tinggi. Dan ketiga, kombinasi keduanya. Ekologi politik juga memandang bahwa kerusakan hutan dan lahan terjadi karena petani subsisten tidak mampu mengakses kredit, teknologi, dan lahan. Dengan kata lain, kerusakan hutan dan lahan terjadi bukan semata-mata karena jumlah penduduk. Bandingkan misalnya di Timor Barat yang penduduknya jarang terjadi degradasi lahan yang lebih tinggi daripada di Jawa yang penduduknya padat.

Selain itu masih banyak teori hubungan antara penduduk dan lingkungan daripada sekedar teori yang menempatkan jumlah penduduk sebagai variabel utama. Antara lain adalah teori variabel tengah atau variabel mediasi (intermediate- or mediating-variable theory) yang menyatakan bahwa dampak penduduk terhadap lingkungan dimediasi oleh pemerintahan, organisasi sosial, teknologi, budaya, pola konsumsi, dan tata nilai. Pemerintahan dengan tata kelola yang buruk cenderung mengeksploitasi sumberdaya alam untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya selama masa jabatan. Organisasi sosial di masyarakat tradisional yang bersifat feodal cenderung mengakumulasikan sumberdaya alam pada kelompok elit dan membatasi akses terhadap sumberdaya bagi sebagian besar penduduk. Teknologi sering berperilaku sebagai pisau bermata dua, bisa digunakan untuk mengeksploitasi atau sebaliknya mengkonservasi sumberdaya alam. Pola konsumsi masyarakat bergantung bukan hanya pada apa yang dimilikinya, melainkan juga pada standar yang berlaku di masyarakatnya sehingga masyarakat yang kurang mampu memaksakan diri untuk melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh yang mampu. Masyarakat juga menganut tata nilai yang berbeda-beda yang dapat ditentukan oleh akar budaya masing-masing. Untuk memahami secara lebih utuh mengenai teori hubungan antara penduduk dan lingkungan, silahkan unduh dan baca artikel berjudul Population and Environment dari jurnal ilmiah Annual Review of Environment and Resources.

Apapun argumentasinya, persoalan hubungan antara penduduk dan lingkungan bukan sekedar persoalan jumlah. Seseorang di Indonesia menghabiskan sumberdaya alam bumi tidak sama dengan seseorang di Amerika Serikat, baik untuk makan sehari-hari, kenyamanan tempat tinggal, perjalanan, dan sebagainya. Untuk konsumsi pangan, pada 2018 orang Indonesia hidup hanya dengan rata-rata 2.884 kkal per tahun, sedangkan orang Amerika Serikat pada tahun yang sama memerlukan rata-rata 3.782 kkal per tahun. Untuk konsumsi daging, pada 2017 orang Indonesia mengkonsumsi rata-rata 11,7 kg per tahun sedangkan orang Amerika Serikat pada tahun yang sama memerlukan rata-rata 124,11 kg per tahun (daging karkas). Untuk penggunaan energi total, pada 2013 orang Indonesia menggunakan rata-rata 850,2 kg setara minyak (kg of oil equivalent, kgoe) per tahun, sedangkan orang Amerika Serikat pada tahun yang sama menggunakan rata-rata 6.915,8 kg setara minyak per tahun. Untuk penggunaan energi listrik, pada 2021 orang Indonesia menggunakan rata-rata hanya 128 watt per tahun, sedangkan orang Amerika Serikat pada 2019 menggunakan rata-rata 1.387 watt per tahun. Ini semua baru penggunaan beberapa jenis sumberdaya alam saja, daftar panjang ketimpangan masih ada untuk berbagai jenis sumberdaya alam lainnya.

Untuk membandingkan tekanan manusia terhadap lingkungan di berbagai belahan bumi digunakan konsep jejak kaki ekologis (ecological footprint). Menurut Global Footprint Network, jejak kaki ekologis mengukur permintaan manusia dari alam terhadap luas lahan produktif secara hayati yang diperlukan untuk menyediakan sumberdaya dan menyerap limbah (saat ini mencakup hanya CO2 dari bahan bakar fosil, perubahan penggunaan lahan, dan semen). Permintaan mencakup enam kategori:
  • Jejak kaki lahan pertanian (cropland footprint): permintaan terhadap lahan untuk memproduksi makanan dan serat untuk kebutuhan manusia dan ternak, minyak nabati, dan karet alami
  • jejak kaki padang penggembalaan (grazing land footprint): permintaan terhadap lahan untuk memelihara ternak guna menghasilkan daging, susu, kulit, dan wol
  • jejak kaki penangkapan ikan (fishing ground footprint): permintaan terhadap kawasan perairan laut dan air tawar yang diperlukan untuk menunjang produksi primer tahunan guna mendukung perikanan tangkap dan perikanan budidaya
  • jejak kaki hasil hutan (forest product footprint): permintaan terhadap kawasan hutan untuk memasok kebutuhan kayu bakar, bubur kayu (pulp), dan kayu bahan bangunan (timber)
  • jejak kaki lahan terbangun (bult-up land footprint): permintaah terhadap lahan produktif secara hayati untuk pembangun prasarana (infrastructure), mencakup prasarana perhubungan, perumahan, dan industri 
  • jejak kaki karbon (carbon footprint): permintaan terhadap hutan sebagai ekosistem primer yang tersedia untuk penyerapan karbon dalam jangka panjang sedemikian sehingga jika tidak tersedia maka akan diserap oleh lautan.
Bila jejak kaki ekologis merupakan ukuran konsumsi, kapasitas hayati (biocapacity) merupakan ukuran penyediaan oleh alam. Kapasitas hayati diukur sebagai seluruh luasan lahan produktif, termasuk kawasan hutan, lahan padang rumput, lahan pertanian, dan perikanan, yang bila dibiarkan tidak dibudidayakan, akan berperan menyerap limbah yang dihasilkan manusia, khususnya menyerap emisi gas rumah kaca. Global Footprint Network mengukur jejak kaki ekologis total dan kapasitas hayati total setiap negara serta jejak kaki ekologis per kapita dan kapasitas hayati per kapita penduduk setiap negara setiap tahun dengan menggunakan satuan hektar global (global hectare, gha), yaitu satuan hektar produktif secara hayati dengan produktivitas hayati rata-rata global untuk tahun yang bersangkutan.

Menurut Global Footprint Network (2022), untuk hidup dalam daya dukung planet bumi, setiap penduduk bumi harus mempunyai jejak kaki ekologis 2,6 gha, sedangkan kapasitas hayati per kapita sebesar 1,5 gha sehingga mengalami defisit sebesar 1,1 gha. Dengan jejak kaki ekologis dan kapasitas hayati tersebut, dunia mengalami defisit jejak kaki ekologis sebesar 70% terhadap kapasitas hayatinyaJejak kaki ekologis per kapita penduduk Indonesia pada tahun yang sama adalah sebesar 1,7 gha sedangkan kapasitas hayati per kapita sebesar 1,2 gha sehingga mengalami difisit sebesar 0.5 gha. Dengan jejak kaki ekologis dan kapasitas hayati tersebut, Indonesia mengalami defisit jejak kaki ekologis sebesar 35% terhadap kapasitas hayatinya. Negara dengan jejak kaki ekologis per kapita terbesar adalah Nauru, yaitu 62,1 gha, sedangkan negara dengan kapasitas hayati per kapita terbesar adalah Guyana Perancis, yaitu sebesar 91,8 gha.  Semua ukuran tersebut menunjukkan bahwa, terlepas dari berbagai argumentasi mengenai hubungan antara penduduk dan lingkungan, telah terjadi ketimpangan yang luar biasa antara jejak kaki ekologis dan kapasitas hayati. 

Gambar 8,2.
Perbandingan jejak kaki ekologis dan kapasitas hayai, kanan: dunia dan kiri: Indonesia. Klik gambar untuk memperbesar. Sumber: Dunia dan Indonesia

Untuk mengurangi ketimpangan tersebut, selain usaha yang dilakukan melalui inisiatif global dan inisiatif pemerintah setiap negara, juga diperlukan inisiatif perorangan. Sebagai mahasiswa ilmu lingkunga, silahkan ikut berpartisipasi menghitung jejak kaki ekologis masing-masing dan kemudian melakukan sesuatu untuk menguranginya. Tersedia sejumlah kalkulator jejak kaki ekologis, tetapi masing-masing dibuat untuk penduduk negara tertentu. Yang dibuat untuk tujuan global adalah Footprint Calculator dari Global Footprint Network dan Carbon Footprint yang disediakan oleh carbonfootprint.com. Untuk menggunakan Footprint Calculator, silahkan klik logo layar komputer atau layar ponsel, bergantung pada yang Anda gunakan, lalu klik tanda panah pada sisi kanan layar untuk mengisi setiap pertanyaan dan memperoleh hasilnya pada layar terakhir. Carbon Footprint, meskipun menggunakan nama berbeda, menggunakan prinsip yang kurang lebih sama dengan jejak kaki ekologis, hanya saja jejak kaki dinyatakan dalam satuan yang dikonversi ke satuan emisi karbon. Untuk menggunakan Carbon Footprint, silahkan geser layar yang terbuka ke bawah lalu klik Calculate dan kemudian pilih Individual untuk menghitung jejak kaki ekologis masing-masing. Setelah selesai menghitung jejak kaki karbon, silahkan klik tombol Aim untuk menentukan tujuan yang ingin Anda capai, tombol Reduce untuk mengurangi atau tombol Offset untuk menukar jejak kaki karbon guna mencapai tujuan yang Anda tetapkan, selanjutkan klik tombol Communicate untuk mempromosikan gerakan akar rumput dalam mengurangi jejak kaki karbon, dan akhirnya klik tombol Comply untuk menentukan sejauh mana Anda mencapai tujuan yang Anda tetapkan dalam kaitan dengan berbagi skema pengurangan jejak kaki karbon.

Setelah membaca tulisan mengenai hubungan antara penduduk dengan lingkungan ini, saya berharap Anda dapat memikirkan, (1) apa yang menyebabkan hubungan antara penduduk Indonesia dengan lingkungan kurang harmonis? Dalam hal apa kita masing-masing dan kita sebagai negara telah 'berbuat dosa' terhadap lingkungan sehingga hubungan kita dengan lingkungan berakhir dengan defisit? Lalu coba pula memikirkan, (2) kira-kira apa yang perlu kita lakukan sebagai individu dan sebagai negara untuk menjadikan hubungan antara penduduk (individu maupun negara) dengan lingkungan dapat menjadi lebih harmonis. Saya meminta Anda masing-masing menyampaikan pendapat mengenai kedua hal tersebut di atas secara singkat dan padat, tidak lebih dari 75 kata, dengan mengetikan pada kotak komentar di sebelah bawah materi kuliah ini. Mohon dipastikan bahwa Anda telah membaca tulisan ini dan kemudian buku teks yang disarankan, sebelum menuliskan komentar. Jangan menyampaikan pendapat sekenanya, sekedar menulis apa yang Anda pikirkan, tanpa didahului dengan membaca referensi. Biasakan memberikan komentar setelah membaca pustaka rujukan sehingga tidak terperosok dalam perangkap menyebarkan hoax.

9.1.2. Mengunduh dan Membaca Pustaka
Saya paham bahwa membaca buku teks merupakan hal yang sangat tidak menarik bagi mahasiswa Indonesia zaman sekarang. Meskipun diberikan secara gratis, belum tentu akan dibaca. Banyak alasan yang disampaikan, antara lain kurang menguasai Bahasa Inggris. Tapi akhir-akhir ini ada yang menyampaikan alasan bahwa buku teks tidak ditulis secara menarik. Tentu saja buku teks tidak menarik, bagaimanapun cara menulisnya, karena mengharuskan pembacanya membaca sambil berpikir. Kalau ditulis untuk menarik dibaca, itu nama buku novel atau kumpulan cerita pendek. Tapi bagaimanapun, karena Anda adalah mahasiswa yang tidak ingin diolok oleh Bung Rocky Gerung, maka saya minta tolong Anda membaca bab-vav buku teks yang diperlukan untuk mendalami materi kuliah ini sebagai berikut:
  • Bab 6 The Human Population and Its Impact, seluruh sub-bab, dan kemudian dilanjutkan dengan sub-bab 7.3 How Have We Affected the World’s Terrestrial Ecosystems?, 8.3 How Have Human Activities Affected Marine Ecosystems?, 9.3 How Do Humans Accelerate Species Extinction?, 10.1 What Are the Major Threats to Forest Ecosystems?, 11.1 What Are the Major Threats to Aquatic Biodiversity?, 12.3 What Environmental Problems Arise from Food Production?, 13.1 Will We Have Enough Usable Water?, dan 16.2 How Can We Cut Energy Waste? dari buku teks Living in the Environment: Concepts, Connections, and Solutions (klik untuk mengunduh buku teks gratis)
  • Bab 4 Human Population, seluruh sub-bab, dan kemudian dilanjutkan dengan sub-bab 5.6 What Threatens Biodiversity?, 7.2 How Much Food Do We Need?, 7.6 How Have We Managed to Feed Billions?, dan 9.3 How Do We Know the Climate Is Changing Faster than Usual? dalam buku teks Principles of Environmental Science: Inquiry and Application (klik untuk mengunduh buku teks gratis)
  • Living Planet Report 2020: Bending the Curve of Biodiversity Loss, seluruh bab dan sub-bab, khususnya Bab 2 Our World in 2020, silahkan unduh dengan mengklik tautan.
Selain itu, silahkan mengklik setiap tautan yang diberikan pada materi kuliah ini dan juga mengunduh mengklik halaman Pustaka yang memberikan tautan ke perpustakaan digital Environmental Science Library. Silahkan memilih dan mengunduh buku teks secara gratis dari perpustakaan digital tersebut dan membaca judul bab atau sub-bab yang berkaitan dengan materi kuliah ini. Semua pustaka pada perpustakaan digital ini dapat diunduh secara gratis.

9.2. Mengerjakan Tugas Kuliah

9.2.1. Membagikan Situs Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Sebagai mahasiswa milenial, setiap mahasiswa tentu mempunyai akun media sosial untuk tujuan menampilkan diri. Gunakan media sosial masing-masing juga untuk tujuan belajar dengan cara membagikan situs mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah. Pembagian situs mata kuliah dan materi kuliah dilakukan paling lambat pada Senin, 6 November 2023 pukul 24.00 WITACatat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosial masing-masing untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa juga wajib menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat mengikuti ujian tengah semester.

9.2.2. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Sampaikan minimal satu komentar dan/atau pertanyaan singkat mengenai materi kuliah ini dengan mengerikkan di dalam kotak Masukkan komentar Anda ... yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini dan kemudian tanggapi minimal dua komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya paling lambat pada Senin, 6 November 2023 pukul 24.00 WITA. Pastikan bahwa komentar yang Anda sampaikan benar-benar berkaitan dengan materi kuliah ini dan tidak sama dengan yang telah disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Komentar dan/atau pertanyaan yang tidak berkaitan dengan materi ini atau yang sama dengan yang telah disampaikan oleh mahasiswa lain akan diperlakukan sebagai tidak menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan. Mahasiswa yang tidak menyampaikan tidak akan memperoleh nilai softskill mengenai materi kuliah ini.

9.2.3. Mengerjakan Latihan Pembelajaran Kasus
Belajar ilmu lingkungan bukan belajar hanya untuk memahami, melainkan juga belajar untuk mempraktikkan. Penduduk dunia yang bertambah terus dengan cepat, menyebabkan populasi organisme lainnya kalah. Hal ini terjadi karena di antara berbagai macam organisme, manusia mempunyai karakteristik khusus sehingga bisa menguasai planet bumi sebagaimana diuraikan dalam buku Sapiens: A Brief History of Humankind atau terjemahannya, Sapiens: Sejarah Ringkas Umat Manusia. Silahkan baca buku teks tersebut untuk menemukan penjelasan mengapa manusia bisa menguasai planet bumi ini, mengalahkan mahluk lain yang paling buas sekalipun, termasuk habitatnya, yaitu hutan dan lahan. Dampak yang paling terasa dari keperkasaan manusia menguasai planet bumi adalah semakin berkurangnya kawasan hutan yang menjadi tempat hidup bagi berbagai macam organisme lainnya. Penguasaan itu dimungkinkan bukan hanya karena penduduk yang sangat banyak sebagaimana diuraikan dalam artikel Population and Environment, juga bukan hanya karena manusia mampu belajar dan menciptakan teknologi canggih, tetapi juga karena mampu berpolitik sebagaimana diuraikan dalam buku teks  Earth for All: A Survival Guide for Humanity

Bagi Anda yang tidak begitu mengenal hutan, mungkin akan begitu saja mengatakan bahwa cuaca panas Kota Kupang pada puncak musim kemarau sekarang ini terjadi karena perubahan iklik. Bisa jadi memang demikian, tetapi seandainya tepi jalan dan taman di Kota Kupang ditanami dengan jenis-jenis pohon yang tidak menggugurkan daun, bukan dengan jenis pohon gugur daun seperti flamboyan, gamal, pohon ende, dan jenis-jenis pohon introduksi yang tidak tahan kekeringan seperti mahoni, gmelina, dan sejenisnya, mungkin kerindangan jenis-jenis pohon selalu hijau bisa sedikit mengurangi cuaca panas dan kegersangan yang menyilaukan mata. Tahukah Anda jenis-jenis pohon apa yang tidak menggugurkan daun pada musim kemarau? Dan mempunyai percabangan kuat yang tidak mudah patah ketika daunnya rimbun pada musim hujan?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, mungkin Anda pernah mendengar atau membaca nama pohon ara dan pohon tin. Setelah mendengar atau membaca nama tersebut, pernahkah Anda mencari tahu mengenai pohon tersebut? Apakah kedua nama tersebut merupakan dua jenis pohon yang berbeda atau satu jenis pohon yang sama? Silahkan kunjungi silahkan kunjungi situs The Figs of Borneo dan figweb dan kemudian mengunduh dan membaca bab pertama buku teks Flora Malesiana, Series I, Volume 17/Part 2: 1–70 Moraceae: Ficeae, untuk memperoleh informasi mengenai pohon ara dan pohon tin. Setelah mengunjungi situs dan membaca buku tersebut di atas, silahkan cari di sekitar tempat tinggal masing-masing, adakah jenis-jenis pohon sebagaimana yang disebutkan dalam situs dan buku teks di atas. Selanjutnya, silahkan mengerjakan tugas secara mandiri dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
  1. Sebutkan dan jelaskan satu kelebihan penting manusia dibandingkan dengan mahluk lainnya sehingga memungkinkan manusia menguasai planet bumi selain kemampuannya untuk berkembang biak sebagaimana diuraikan dalam buku teks Sapiens: A Brief History of Humankind.
  2. Setelah membaca arikel berjudul Population and Environment dari jurnal ilmiah Annual Review of Environment and Resources, sebutkan teori mengenai hubungan antara penduduk dengan lingkungan hidup yang belum diuraikan dalam materi kuliah dan bagaimana isinya.
  3. Setelah membaca buku Earth for All: A Survival Guide for Humanity dengan lebih dahulu memeriksa daftar isi dan kemudian memilih satu bab, sebutkan bab mana yang menarik untuk dibaca, mengapa Anda tertarik, dan setelah membacanya, bagaimana isinya?
  4. Setelah mengunjungi situs The Figs of Borneo dan situs figweb dan kemudian mengunduh dan membaca bab pertama buku teks Flora Malesiana, Series I, Volume 17/Part 2: 1–70 Moraceae: Ficeae, dapatkahAnda menemukan jenis pohon yang sama dengan yang diuraikan dalam kedua situs dalam dalam buku teks di atas di Kota Kupang? Apa nama jenis-jenis pohon tidak menggurkan daun yang sebaiknya ditanam di kota dengan cuaca yang sangat panas pada musim kemarau seperti halnya Kota Kupang dan coba jelalskan bagaimana pohon-pohon yang tidak gugur daun dapat membantu mengurangi cuaca panas.
  5. Setelah mengunjungi situs The Figs of Borneo dan situs figweb dan kemudian mengunduh dan membaca bab pertama buku teks Flora Malesiana, Series I, Volume 17/Part 2: 1–70 Moraceae: Ficeae, dapatkan Anda menentukan apakah pohon ara dan pohon tin merupakan jenis pohon yang sama atau jenis pohon yang berbeda. Jelaskan apa nama pohon tersebut di luar negeri dan renungkan mengapa di Indonesia digunakan dua nama berbeda.
Silahkan mengerjakan Tugas Kuliah ini pada saat mengisi formulir Laporan Melaksanakan Kuliah yang tautannya diberikan di bawah ini paling lambat pada Senin, 6 November 2023 pukul 24.00 WITA.

9.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan kuliahi, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga mengerjakan quiz, menandatangani daftar hadir, dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan di bawah ini.
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah paling lambat pada Rabu, 1 November 2023 pukul 24.00 WITA dan kemudian silahkan periksa untuk memastikan telah daftar hadir telah ditandatangani,
  2. Memasukkan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas paling lambat pada Senin, 6 November 2023 pukul 24.00 WITA dan kemudian silahkan periksa untuk memastikan laporan telah masuk.
untuk menunjukkan bahwa Anda telah mengikuti perkuliahan materi ini. Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.

*****
Penulis dan penyaji materi kuliah: I Wayan Mudita
Diterbitkan: 8 September 2019, direvisi pertama kali pada 1 November 2022, durevisi terakhir kali pada 23 Oktober 2023

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

122 comments:

  1. Masalah pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan sosial yang paling mendesak di negara berkembang misalnya negara indonesia, Pada umumnya negara indonesia tersebut memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan permasalahan kependudukan yang rumit. Pertumbuhan jumlah penduduk yang terlalu cepat akan menimbulkan implikasi permasalahan, semakin besar jumlah penduduk maka kewajiban pemerintah dalam memenuhi kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesempatan kerja, kebutuhan akan hiburan dan sebagainya terus meningkat.
    Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif besar. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk , jumlah penduduk Indonesia tercatat sampai saat ini sekitar 267 juta jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk yang besar ternyata tidak dibarengi dengan tingkat pendapatan yang besar pula, dan masih sangat rendahnya tingkat pemupukan modal untuk pembangunan infrastruktur maupun program bagi masyarakat luas
    Hubungan penduduk indonesia dengan lingkungan yang tidak harmonis akan menyebabkan hubungan antara kelompok menjadi tegang dan mudah menjurus menjadi suatu konflik, adapun hubungan yang tidak harmonis antara penduduk asli dengan penduduk pendatang terjadi karena adanya latar belakang sosial budaya yang berbeda, adapun latar belakang masalah sosial budaya antara penduduk asli dan penduduk pendatang antara lain adanya perbedaaan sikap saling menghina, dan tidak menghargai antara penduduk asli dengan penduduk pendatang.

    Adanya pertumbuhan penduduk DI Indonesia yang sampai kurang lebih 5 juta per tahun, resiko apa yang akan dihadapi negara Indonesia?

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Menurut saya pak ryan dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk di indonesia atau di negara mana pun maka kebutuhan lahan untuk permukiman juga akan semakin besar dan besar kemungkinan akan adanya pemanfaatan lahan yang tidak seharusnya dan jika lahan permukiman semakin besar maka lahan untuk pertanian akan semakin berkurang namun dengan adanya teknologi yang semakin berkembang diharapkan kedepannya hasil pertanian yang dihasilkan dapat lebih baik dan lebih banyak walaupun lahan yang digunakan tidak bergitu besar.
      Terima Kasih

      Delete
    3. benar juga resty kita tau bahwa sekarang jumlah penduduk Indonesia makin bertambah setiap tahunnya, dan lahan pertanian maupun lahan terbuka hijau makin berkurang karna beberapa lahan itu sudah dialihfungsikan dengan yang lain.

      terima kasih

      Delete
    4. Benar sekali pak ryan dengan begtu kita sebagai pelakunya harus lebih bijak dalam memanfaatkan segala sumber daya alam saya setuju jaga seperti yang disampaikan oleh ibu sandri bahwa kita sebagi manusia harus lebih sadar dan lebih bijak dalam mengeksploitasi sumberdaya alam yang kita miliki agar tidak terjadi deficit.

      Delete
    5. Akan munculnya persaingan, akan ada permintaan yang sangat tinggi dalam beberapa segi kebutuhan manusia, misalnya yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan untuk tempat tinggal, kebutuhan lahan pertanian, peternakan dan kelautan, ini adalah keadaan alami, dampaknya pasti ada penurunan kualitas lingkungan, menurunnya cadangan air tanah, jika disebabkan karena pemanfaatan air tanah melalui sumur galian, angka pencemaran tidak terkendali, jika tidak ditangani secara baik, ini mencakup pencemaran air, tanah dan udara. diikuti dengan kerawanan sosial karena penurunan kualitas lingkungan dan persaingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, masih menjalani pola moderen yang diadaptasi dari berburu dan mengumpulkan makanan, yang berakibat pada kesulitan ketersediaan lapangan kerja dan kesempatan untuk memperoleh penghidupan yang layak. Manusia menjadi korban dari revolusi yang ditimbulkan.

      Delete
  2. Yang membuat hubungan manusia dan lingkungan kurang harmonis dikarena manusia mengeksploitasi melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin deficit dengan tidak memikirkan dampak lingkungan ke depannya. seperti penebangan pohon yang illegal, pembakaran hutan, pertambangan yang tidak melakukan pemulihan kembali, pencemaran air, udara dan tanah dari bahan atau senyawa tertentu. Yang perlu dilakukan oleh invidu sehingga lingkungan dapat harmonis yaitu dengan kesadaran kita terhadap lingkungan mulai dari lingkungan sekitar kita contoh sederhana yaitu tdak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk Negara yang perlu dilakukan yaitu membuat kebijakan atau peraturan yang tidak berpihak kepada perorangan tetapi melihat dampak lingkungan dari menentukan sebuah kebijakan atau peraturan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali yang disampaikan oleh kaka Sandri,bahwa tanpa kesadaran manusia yang tidak peduli dengan lingkungan maka akan memberikan dampak terhadap lingkungan,nah dampak itu juga akan dirasakan oleh kita juga segai manusia.

      Delete
    2. Kebanyakan manusia yang hidup di zaman sekarang ini, hanya menjadikan perkara-perkara lahir yang kasat mata sebagai barometer dalam menilai berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Ini merupakan efek dari dominasi hawa nafsu dan cinta dunia dalam diri mereka. Mereka tidak tergerak untuk memahami hakekat semua kejadian tersebut, karena mereka tidak memiliki keyakinan yang kokoh terhadap perkara-perkara yang terjadi ini akan membawa dampak yang sangat besar terhadap lingkungan. perlu adanya ketegasan dari pemerintah dalam menjaga kelestarian alam. aturan di tegakan hukum di jalankan dengan benar dan baik maka terciptalah nuansa alam pemikiran yang membawa setiap insan untuk selalau berhati hati dalam bertindak.

      Delete
    3. Saya setuju dengan kk Sandri Linggi,termasuk pandemi Covid-19 ini bisa di simpulkan bahwa lingkungan butuh beristirahat dari tangan2 jahil beberapa manusia yang merusak lingkungan, karena setelah beberapa bulan masa isolasi diri di rumah banyak yg membuktikan bahwa lingkungan di seluruh dunia mulai membaik karena aktifitas manusia yang berkurang.

      Delete
    4. Sy setuju dengan pendapat sodara sandri.Hubungan manusia dengan lingkungan semakin hari semakin terasa tidak harmonis. Dapat dilihat dari banyaknya bencana2 alam yang terjadi saat ini, pemanasan global dlsb. Pola hidup manusia yang cenderung mengabaikan keberlanjutan lingkungan jg menjadi faktor utama penyebabnya.

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. sebenarnya tidak ada eksploitasi kalau kita bisa membedakan antara kebutuhan dan kepentingan, cenderung kepentingan berkaitan erat dengan keinginan untuk menguasai , tanpa memikirkan dampak ,, sosialisasi kebanyakan jadi program tahunan dengan dana yang lebih besar dari pada anggaran implementasinya , mulai dengan menyisakan 30 % dari luas halaman rumah untuk penghijauan dan menggunakan kertas daur ulang

    kita bisa memulai dri hal ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, untuk menjaga kelangsungan hidupnya, manusia melakukan eksploitasi terhadap alam dan lingkungan. kepentingan atau kebutuhan sekalipun ekploitasi tetap eksploitasi,
      hal itu dapat menimbulkan berbagai masalah terutama pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. kita tahu bahwa berbagai jenis bahan tambang seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara merupakan sumber daya alam yang suatu saat akan habis dan tidak dapat diperbaharui lagi.
      saya setuju pendapat mengenai program tahunan yang menggunakan anggaran besar tapi kurang pada implementasi pada masyarakat, saya pikir aturan- aturan sudah jelas dan banyak sekali mengatur tentang lingkungan, mulai dari Undang-undang , Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden RI, Instruksi Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah.. Peraturan-peraturan tersebut sudah jelas dengan konsekuensi hukumnya, saya berpikir bukanlah masalah lemah penegakan hukumnya, tetapi disitu juga ada kepentingan dari oknum/pihak terkait. dengan melihat kasus-kasus lingkungan yang terjadi di daerah masalahnya adalah bukan terletak karena terbatasnya instrumen pengelolaan lingkungan tetapi lebih dari itu karena soal sumber daya manusia yang kurang memadai dari segi jumlah dan kompetensi, jika penegak hukum kita sudah memadai dari kompetensi dan integritasnya, tentu penegakan hukum dapat berjalan sebagaimana mestinya.

      Delete
    2. saya setuju dengan pendapat kaka Handi bahwa dalam mengatasi masalah lingkungan yang sudah diataur dalam UU itu sebaiknya tidak boleh ada kepentingan-kepentingan pribadi ,melainkan para penegak hukum yang telah diberikan wewenang untuk menata dan mengelolah lingkungan harus tegas dalam memberikan sanksi,agar masyarakat tidak sembarangan merusak lingkungan

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. Saya sangat setuju dengan pendapat kk Surya, karena metode daur ulang yang sudah dilakukan selama ini terbukti berhasil dan dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

      Delete
    5. Sependapat dengan pernyataan Pak Surya Andika, bahwa memang perlu adanya kesadaran dari diri kita masing-masing sebagai individu untuk turut menjaga keberlanjutan dari lingkungan. Tidak perlu terlalu muluk-muluk cukup dengan mengurangi penggunaan sampah plastik misalnya saya rasa juga sudah bisa untuk membantu alam dan lingkungan. Karena jika semua orang mau sadar maka saya rasa dampknya akan sangat besar.

      Delete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. Menurut saya:yang membuat hubungan manusia dan lingkungan kurang harmonis dikarenakan adanya dampak dari perkembangan tingkat
    kebutuhan penduduk, yang berakibat pada pengrusakan lingkungan. Perilaku ini dapat kita lihat munculnya beragam permasalahan lingkungan baik di darat, di air maupun di udara misalanya : lahan untuk pertambangan, penggunaan air tanah, pembakaran dan pengundulan hutan, pengeboman ikan dan penggunaan strum, penggunaan pupuk kimia dalam pertanian, polusi udara dan sampah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pak Arnoldina Abuk, Sebenernya Persoalan Kepadatan Pendukan tidak menjadi Perdebetan yang bergitu panjang sampai akhir pada manusia dngan alam tidak bersahabat. kalau saya melihat dari sis tatakelola pemukiman oleh pemerintah yang tidak dengan rumusan tata ruang dengan baik, bijaksana serta dapat menjamin kelangsungan hidup masyarakat. saya mengambil contok begini Pak, di Kota Kupang hari ini, Pembangunan serta Penataan tata Ruang yang ram,ah lingkungan baru dipaksakan menata pada sisi lain tingkat kepadatan penduduk sudah mencai 70-80 Persen diw ialayah Perkotaan. pemerintah baru memikirkan Persolan pemangunan yang bersifat ramah lingkungan, Pembangunan Saluran Pembuangan air. sementara dari Kota ini sejak disahkan sebagai Wilayah Pemerintah Kota Kupang harusnya yang namayana tata Ruang Kota dipastikan atau dikelolan dengan baik dengan konteks ramah lingkungan dan berjangka panjang. sehingga saat Populasi Penduduk terus bertambah seluruh sumberdaya pendukung lingkungan sudah diatasi. saya melihat kurang lebih seperti itu Pak.

      Delete
    2. Saya setuju dengan Pak Arnol, namun dalam kaitannya kebanyakan datangnya dari aktivitas manusia yang lebih memperhatikan aspek ekonomi dari pada aspke lingkungan dan keberlanjutannya

      Delete
  11. kenapa manusia mengeksploitasi melampaui batas akan sumber daya alam yang ada tanpa melihat kondisi lingkungan, karena: (1). pertumbuhan populasi manusia; (2) kebetuhan manusia akan sumberdaya alam: hutan, perikanan, sungai, dan seterusnya, dan; (3) polusi udara, air, dan daratan.
    1. Pertumbuhan Populasi Manusia
    Populasi manusia sedang berkembang sekitar 1,5 persen setiap tahun, dan secara kasar bertambah 90 juta orang di dunia ini setiap tahunnya. Pada saat itu petani akan memerlukan hasil tanaman padi 50 persen lebih banyak dibandingkan sekarang, dan itu hanya untuk memenuhi permintaan populasi saja Tetapi, pertumbuhan ini tidak seragam di seluruh dunia. Walaupun fakta dimana sumberdaya alam tidak bisa mendukung suatu populasi besar,
    2. kebetuhan manusia akan sumberdaya alam
    kebetuhan manusia akan sumberdaya alam Kebutuhan untuk memperluas dukungan materi bagi perkembangan populasi dunia mengakibatkan masyarakat industri menempatkan permintaan terhadap lingkungan hidup alam untuk pertumbuhan serta stabilitas mereka yang berkelanjutan. Pengembangan di seluruh dunia memaksa permintaan yang signifikan atas pemenuhan dari sumberdaya alam – dengan demikian mengancam stabilitas dari ekosistem. Untuk mendukung kebutuhan populasi masa kini, banyak sumber-sumber daya alam yang sedang dieksploitasi sehingga akan menghalangi manfaatnya bagi generasi masa depan. Sementara itu, kebutuhan pembangunan gedung-gedung juga menuntut pemenuhan berbagai bahan material seperti kayu, semen dan pasir yang diperoleh dari pengerukan sumberdaya alam yang berlebih, sehingga semakin mempertajam kerusakan lingkungan hidup alam.
    3. Polusi
    Selain perusakan lingkungan hidup diakibatkan oleh pertumbuan populasi penduduk dan konsumsi yang berlebihan atas sumberdaya alam, masyarakat industri juga memberikan dampak perusakan lingkungan hidup lebih lanjut, yakni terhadap ekosistem melalui emisi dari hasil sampingan limbah dari materi yang digunakan serta dimanipulasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebenarnya semua kejadian ini dapat diatur dan di tata dengan lebih baik jika kita semua menyadari pentingnya menjaga lingkungan, agar tetap seimbang, tingkat kebutuhan yang tinggi yang dapat merusak lingkungan harus di hentikan, populasi yang besar sebenarnya tidak dapat kita katakan sebagai penghancur lingkungan, semua berjalan pada koridornya masing masing apabila kita memahami instrumen dari semua kejadian, semua bisa kita atur dengan ilmu pengetahuan yang tepat, untuk menjaga kelestarian alam semesta. banyak tenaga ahli tapi hanya berteori saja tidak bisa di aplikasikan dalam dunia nyata,karena adanya kepentingan pribadi maupun golongan, dari para penguasa, sehingga semua cara dihalalkan,

      Delete
    2. saya sangat setuju dengan pendapat bapak mungkin kedepannya kita perlu lebih memahami lebih banyak ilmu pengetahuan alam agar dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita jadi semuanya tidak menjadi wacana saja.tetapi menjadi bukti nyata bahwa kita bisa menjaga lingkungan.

      Delete
  12. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete
  13. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya, hubungan manusia dan lingkungan kurang baik itu disebabkan karena adanya tindakan manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan dan tingkat kesadaran akan kebersihan lingkungan, dimana lingkungan itu bisa memberikan kenyamanan ,akan tetapi salah satu faktor juga adalah pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap hari, dimana jika semakin meningkat jumlah penduduk tetapi tidak ada kesadaran untuk menata lingkungan maka pasti lingkungan itu akan rusak jika tidak di kelola dengan baik,oleh karena itu perlu ada kesadaran dan rasa kepedulian yang tinggi akan lingkungan,karena dilingkungan juga memberikan kita tempat beraktivitas,Lingkungan hidup sebagai penyedia unsur- unsur penting
      Secara alami, lingkungan hidup bermanfaat sebagai penyedia unsur- unsur penting yang dibutuhkan makhluk hidup. Unsur- unsur penting tersebut diantaranya adalah oksigen, air dan mineral. Oksigen, air dan mineral merupakan unsur- unsur pokok yang dibutuhkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupan dan Lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan makhluk hidup Lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan makhluk hidup

      Delete
    2. Pandangan bahwa manusia memanfaatkan alam, karena hidup dari alam diberlakukan secara tidak bijak, normalisasi lahan untuk mengembalikan keutuhan tanah dan perbaikan lingkungan, untuk apa dikerjakan, apabila jejak kaki ekologis hanya diminati sebagai pemenuhan kebutuhan primer manusia dan mengabaikan perlindungan lingkungan secara terpadu. Sangat setuju bahwa, Lingkungan yang baik memungkinkan adanya siklus unsur secara optimal dalam menunjang keberlangsungan lingkungan dimaksud.

      Delete
  14. Dalam berjalanya waktu sampai 2020 perkembangan penduduk semakin pesat & kebutuhan sandang & pangaan semakin meningkat, sehingga lahan pertanian dan perkebunan di korbankan untuk pengembangan perumahan, tetapi peraturan yang sudah di terbitkan oleh pemerintah, tetapi masih ada para oknum2 dari pihak petugas pemerintah masih mengambil kesempatan dalam kesempitan dalam hal memberi pengusaha pengembang perumahan untuk mengembangkan sehingga setiap tahun lahan pertanian & perkebunan semakin sempit. Untuk mejawab kebutuhan & mengurangi dampak dari kejadian yang selalu terjadi sepanjang tahun, kami minta pemerintah buat regulasi yang sifatnya membatasi penegembangan perumahan & membatasi kepemilikan perumahan berdasar kebutuhan dan kontrol kepemilikan perumahan setiaporang tidak lebih dari 3 unit , sehingga lahan-lahan jangan terdegradasi yang tajam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya untuk menjawab kebutuhan dan mengurangi dampak terhadap pengembangan perumahan sangat sulit untuk dibatasi karena dilain pihak harga tanah yang semakin meningkat membuat manusia enggan untuk mengalokasikan tanah sebagai ruang terbuka hijau. Sebesar apapun lahan yang dimiliki manusia akan memiliki kecenderungan untuk mengembangkannya menjadi pemukiman guna memperoleh keuntungan.

      Delete
  15. Manusia bisa hidup dengan baik, dan tanpa nilai manusia tidak bisa hidup dengan baik dan seimbang. Nilai nilai yang ada antara lain nilai spiritual, nilai kesehatan, nilai budaya, nilai penghargaan, serta nilai kebangsaan. Maka dapat diartikan bahwa lingkungan hidup diistilakan kebajikan ekologi dengan lingkungan hidup yang baik. ekologi yang bagus mulai suhi 0 derajat sampai 40 derajat. maka krisis global, banjir, kemarau,dan penebangan hutan yang tanpa batas menjadi perusak ekologi di bumi. krisis lingkungan adalah sebuah realita yang pasti kita hadapi. yang patut disukuri dan dilindungi serta di junjung tinggi manusia yang perlu meningkatkan kesadaran lingkungan. Tetapi manusia terkadang lupa posisi mereka yang menyebabkan kerusakan yang ada di muka bumi baik di darat maupun di laut. waspadalah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Luar biasa pa Is. Karakter manusia modern yang mereduksi nilai termasuk nilai ekologis telah menciptakan ketidakseimbangan lingkungan. Eksplotasi atas nama pembangunan telah menciptakan ketidakharmonisan dan menurunnya daya dukung lingkungan. Pada sisi lain karakter manusia yang lebih berorientasi ekonomi. Munculnya banyak masalah lingkungan terjadi akibat aktivitas manusia yang tidak menjaga keseimbangan lingkungan. Manusia adalah makhluk yang menciptakan nilai termasuk nilai ekologis

      Delete
  16. "Hubungan Manusia dengan lingkungan"
    Manusia hidup dalam lingkungannya serta melakukan interaksi dengan komponen komponen yang ada didalam lingkungannya.
    Pada awalnya interaksi antara manusia dengan lingkungan berjalan secara baik dan seimbang tetapi belakangan ini hubungan tersebut bergeser jauh kearah yang tidak selaras dan seimbang,Manusia yang dibekali ilmu pengetahuan dan teknologi lebih bersifat eksploitatif terhadap alam,sehingga muncul berbagai macam permasalahan lingkungan.permasalahan lingkungan ini terjadi kerena cara pandang yang keliru terhadap alam,Manusia seringkali melanggar etika lingkungan kerena menganggap dirinya terpisah dari lingkungan.kerena itu untuk menyelamatkan lingkungan harus ada perubahan yang mendasar pada diri manusia dengan melihat besarnya manfaat lingkungan terhadap alam serta merubah cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam melalui pengembangan etika lingkungan.Manusia dipengaruhi lingkungan tetapi pada sisi lainnya manusia memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan.Masalah lingkungan adalah masalah moral manusia atau persoalan perilaku manusia,kerusakan bukan masalah teknis tetapi krisis lingkungan adalah krisis moral manusia.hal ini dapat dilihat dari salah satu contoh kasus di negara indonesia yaitu eksploitasi sumber daya alam di sektor pertambangan mulai dari reklamasi pasca tambang hingga pencemaran lingkungan ,ini masih terus bertambah.Eksploitasi sumber daya alam sektor pertambangan kian mengkhawatirkan. Tak hanya menghancurkan lingkungan, eksploitasi juga memicu konflik dan kekerasan. Eksploitasi hanya dinikmati segelintir orang dan elite politik, sementara masyarakat makin sengsara. Harapan untuk individu adalah kita harus memastikan lingkungan kita dan lingkungan area penambangan tetap terjaga kualitasnya mulai dari pencemaran air,pencemaran udara,pencemaran tanah,dan sisa limbah serta bencana lainnya.sedangkan Harapan untuk Pemeritah adalah memastikan sebuah penambangan harus memiliki izin menjalankan usaha dan beroperasi sesuai dengan standarisasi pengolaan limbah, jauhkan kebijakan bermuka ganda dan akses pungli,serta Perusahaan tambang wajib ekplorasi lanjutan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju Pak Marianus Mayolis. Mindset manusia selama ini adalah menerima/mengambil tanpa peduli untuk memberi/mengembalikan dalam artian manusia mau memanfaatkan alam dan lingkungan sesuai kebutuhan dan kepentingannya tanpa berpikir untuk memberikan/mengembalikan apa yang dibutuhkan oleh alam dan lingkungan. Cara pandang inilah yang membuat manusia terus mengeksploitasi alam tanpa berpikir bagaimana keselematan lingkungan itu tetap terjaga. Misalnya penebangan kayu/hutan untuk pembangunan rumah dan kebutuhan mebel terus terjadi tetapi tidak diikuti dengan penanaman pohon kembali, atau pembangunan gedung/rumah pada area/lahan potensi pertanian yang mengakibatkan berkurang/hilangnya lahan pertanian. Eksploitasi lingkungan inipun memang hanya dinikmati oleh oknum-oknum tertentu dan mengorbankan masyarakat bawah yang artinya juga mengorbankan sesama manusia lain. Bagaimana dengan pembangunan Jurassic Park Komodo di Rinca? Apakah ini juga merupakan eksploitasi lingkungan? Bagaimana Pemerintah melihat hal ini dari sisi menjaga kestabilan dan keselamatan lingkungan hidup?

      Delete
  17. Saya sepakat dengan ibu naomi haingu,
    terkait manusia dalam mengeksploitasi melampaui batas akan sumber daya alam yang ada tanpa melihat kondisi lingkungan,
    terkhusus di point 1.Pertumbuhan Populasi Manusia,bahwa perkembangan populasi yang sangat pesat akan menyebabkan degradasi sumber daya alam, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan mereka harus mendapatkan sumber daya alam yang lebih banyak daripada yang ada sebelumnya. Perkembangan populasi yang sangat pesat ini merupakan masalah yang tidak memiliki solusi teknis, karena sampai sekarang masalah mengenai perkembangan populasi belum dapat terpecahkan bagaimana solusinya untuk mengatasinya.Dari masalah populasi ini, kepadatan penduduk justru membuat manusia kehilangan moralnya sebagai individu itu sendiri, karena mereka hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri daripada keharmonisasian antar sesama mereka. Dimana moralitas itu adalah tindakan yang didasari oleh sistem pada saat apa yang sedang kita lakukan.Saat ini, jumlah penduduk meningkat, tetapi sumber daya alam tetap.sebagai manusia Kita harus selalu sadar bahwa pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap harinya akan menekan sumber daya alam kita.

    ReplyDelete
  18. BERDASARKAN Materi 9 Tentang, Analisis mengenai hubungan antara penduduk dan lingkungan.
    Menurut Pandangan saya, setelah melakukan telaan singkat pada Materi diatas, ada beberapa poin yang menjadi menarik.
    Penduduk dan Lingklungan, dua hal ini yang tidak bisa dipisahkan jika membicarakan soal populasi, dan kepadatan penduduk di sebuah perkampungan masyarakat, baik masyarakat Desa maupun Masyarakat Kota. Kedua hal diatas jika tidak diperhatikan secara sismatis, maka ancaman terbesar pada lingkungan akan semakin terlihat jika, disebuah Perkampungan masyarakatnya cukup padat dan tidak dikelola dengan baik. Maka akan berdampak carut marut penataan tempat tinggal penduduk, jika pendudk tidak diataur jarak rumah atau tempat tinggal akan mengancam rusaknya lingkungan. Termasuk hal yang sangat sensetif yakni limbah dari produksi rumah tangga akan berpengarung pada kenyamanan penduduk, seperti saluran air limbah tidak teratuur skema pembuangan dengan baik, itu akan menjadi rentan terhadap lingkungan yakni terjadi aroma limbah yang tidak bagus.
    Salah satu contoh di Ibukota Jakarta, dengan tingkat penduduk yang begitu padat, maka sering terjadi penyumbatan limbah rumah pada selokan atau got dan akhirnya menyebabkan bau yang tidak sedap setiap saat. Hal ini jika tidak diperhatikan betul persoalan tata ruang pemukiman masyarakat maka materi diatas akan menjadi pengantar yang harus dianalilis oleh seluruh kelompok, atau lembaga terhadap pemerintah dalam pengelolaan pembangunan yang ramah lingkungan.
    Berdasarkan pandangan Thomas Malthus mempublikasikan Essay on the Principle of Population (1798), dan pengikutnya yang lazim disebut neo-Malthusian, menyatakan bahwa penduduk, karena cenderung bertambah secara eksponensial bila tidak dilakukan pengendalian pertumbuhan, akan menghabiskan sumberdaya bumi sehingga pada akhirnya menimbulkan bencana lingkungan.
    Pandangan Thomas Malthus, begitu jelaskan mengantar keadaan lingkungan terjadi kerusakan jika populasi pendudukan yang terus bertambah, keadaan lahan atau lingkungan tidak mencukupi dan akan berdampak pada kerusakan lingkungan, seperti penebangan pohon yang terus menerus dan tanpa mempertimbangkan reboisasi. Jika akan menjadi fatal pada tingkat kerusakan lingkungan.
    Secara Ekonomi, kepadatan Penduduk disebuah tempat sangat berdampak pendampatan perkapita masyarakat, sebab semakin banyak penduduk maka semakin berkurangnya angkatan tenaga kerja. Dengan berkurang angkatan kerja serta kecil tempat bekerja maka akan sangat berpengaruh pada pendapatan masyarakat. Sehingga kekuranagn secara ekonomi semakin terlihat. Jika hal itu terjadi terus menerus maka akan berdampak pada tingginya angka kemiskinan pada suatu tempat dengan tingkat pendudukan yang padat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masalah kependudukan dan lingkungan hidup merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut kuantitas jumlah penduduk,kualitas SDA,persebaran penduduk,jenis kelamin dan mata pencaharian.Semuanya itu berkorelasi dengan kelestarian SDA dan keseimbangan lingkungan. Bonus demografi bisa menjadi boemerang bila tidak dikelola dengan baik.Peningkatan penduduk yang eksponensial tanpa diikuti peningkatan kesejahteraan justru dapat menjadi bencana sosial termasuk bagi lingkungan.Untuk mempertahankan hidup,manusia dapat merusak lingkungan. Untuk itu perlu optimasi pembangunan terutama dalam bidang lingkungan. Perlunya kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Sumber daya manusia yang menghargai lingkungan merupakan variabel yang perlu didorong secara serius.Menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang berkarakter ekologis di tengah bonus demografi adalah tanggung jawab kita bersama

      Delete
    2. Menarik apa yang diutarakan oleh Pak Petrus Pulang, untuk persoalan penduduk,kaitan dengan dampak langsung bagi lingkungan cukup serius, terlebih ke arah penurunan kualitas lingkungan sebagai habitat, dalam menyokong pembangunan manusia yang berwawasan lingkungan, sejumlah pengalaman menunjukan bahwa ada keberhasilan dalam upaya menaikan kualitas lingkungan dengan menerapkan upaya perlambatan pertumbuhan penduduk melalui penggalakan program keluarga berencana, mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan status kaum perempuan, sehingga tidak menikah muda. Demografi dipandang sebagai bonus, lebih bertumpu pada ketentuan kapitalis yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan.

      Delete
  19. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  20. Manusia itu unik dan luar biasa karena manusia dapat menguasai lingkungannya, dalam hal ini menguasai dalam hal yang baik ataupun yang buruk.menurut buku Sapiens : A Brief History of Humankind manusia bisa menguasai planet bumi ini dan mengalahkan mahluk lain yang paling buas sekalipun, hal ini disebabkan oleh mutasi genetik yang mengubah inner wiring Homo sapiens, memungkinkan mereka untuk berpikir dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dan untuk berkomunikasi dalam jenis bahasa yang sama sekali baru yang tidak hanya dapat menyampaikan informasi tetapi juga menciptakan dunia khayalan. Termasuk yang dikalahkannya adalah Ficus, marga tumbuhan yang terdiri atas lebih dari 800 jenis, 34 jenis di antaranya terdapat di Nusa Tenggara. Di dalam marga Ficus, terdapat jenis Ficus benjamina yang di Indonesia dikenal sebagai beringin dan dijadikan lambang Persatuan Indonesia dalam dasar negara kita Pancasila.Pohon beringin dalam sila ketiga melambangkan, Persatuan Indonesia. Pohon beringin memiliki akar tunggal panjang yang membuat pohon beringin tumbuh hingga besar. Tidak hanya batang serta daun yang tumbuh hingga besar, akar pohon juga terus tumbuh kedalam tanah membuat pohon tumbuh semakin kuat. Dalam sila ketiga, pohon beringin ini akan menggambarkan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

    ReplyDelete
  21. Manusia diberikan kelebihan daripada makhluk yang lain. Manusia diberikan akal dan pikiran serta kecerdasan dibandingkan dengan makhluk yang lain, serta kemampuan untuk beradaptasi terhadap kondisi lingkungannya. Menurut saya, setelah membaca materi kuliah di atas maka supaya umur bumi bisa lebih lama lagi untuk bisa dijadikan tempat tinggal oleh manusia maka manusia harus menggunakan kecerdasannya untuk bagaimana bisa hidup selaras dengan lingkungan, sehingga tidak memperpendek umur bumi dalam mendukung kehidupan manusia. Manusia tidak bisa acuh tak acuh saat memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di bumi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia perlu memikirkan bagaimana caranya supaya segala tingkah laku dan perbuatannya selaras dengan alam dan dapat menjaga keberlanjutan dari alam dan lingkungan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Manusia merupakan elemen penting dalam tema lingkungan. Eksistensi manusia sebagai makhluk berpikir (homo sapien) mendorong manusia untuk berpikir kritis dan berperilaku bijaksana termasuk dalam soal lingkungan. Hubungan yang tidak harmonis antara manusia dan lingkungan terjadi karena karakter manusia yang tidak ekologis. Manusia cenderung mengekplorasi SDA tanpa menjaga keseimbangan ekosistem. Manusia berperilaku pragmatis karena berlaku pragmatis dengan alasan ekonomi tanpa menjaga kesinambungan lingkungan.

      Delete
    2. Saya sangat setuju dengan pernyataan pak Franciscus Xaverius D. A. Sasongko bahwa manusia perlu memikirkan cara agar tingkah laku dan perbuatannya selaras dengan keberlangsungan keselamatan alam dan lingkungan hidup. Ini penting mengingat keterikatan dan kehidupan manusia yang terus bergantung pada alam dan lingkungannya. Eksploitasi dan pengikisan alam dan lingkungan hidup akan berdampak terhadap manusia itu sendiri dan juga berpengaruh terhadap generasi berikutnya. Jika kita yang hidup pada saat ini di abad 21 sudah merasakan dampak buruk dari kerusakan alam dan lingkungan hidup seperti global warming, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan generasi kita 10 atau 20 tahun berikutnya? Apa yang akan mereka terima sebagai dampak buruk dari kondisi alam dan lingkungan saat ini? Apakah mereka dapat memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah terjadi saat ini?

      Delete
    3. Kita butuh bumi, dan bumi tidak butuh kita. Kejam juga pernyataan ini, tapi demikian halnya. Semenjak migrasi manusia untuk memnuhi setiap sudut bumi, pengupayaan dilakukan untuk mencapai moderenitas, dari pola berburu-mengumpulkan makanan, bergeser ke penerapan domestikasi, baik hewan maupun tumbuhan, tapi insting manusia tidak bisa dilepas dari pendahulu zaman purba, isu untuk mencapai kesempurnaan lebih banyak membuktikan ketidak-mampuan manusia yang menjadikan kerusakan alam sebagai tanda akhir dari peradaban manusia. Dengan potensi yang dimiliki, bumi masih mampu menampung lebih dari 7 milyar manusia. Salah satu jebakan baru dalam peradaban moderen adalah kemewahan, yang memancing upaya ekploitasi berlebihan terhadap sumber daya yang ada di lingkungan. Bahkan penerapan sistem pertanian moderen lebih banyak mengarah ke komersialisasi hasil pertanian yang tidak mendukung pemanfaatan sistem pertanian berkelajutan, semisal penerapan organic farming.

      Delete
  22. Subjek negara dalam konteks lingkungan menimbulkan pesimisme di banyak kalangan.Negara merusak lingkungan atas nama pembangunan. Mengapa? 1. Adanya determinasi politik pembangunan atas lingkungan. Lingkungan cenderung dilihat sebagai variabel pendukung bukan variabel utama.2.Orientasi pembangunan berwawasan lingkungan.Negara hadir dalam kebijakan pembangunan ekonomi yang berorientasi kapitalistik seperti privatisasi SDA dan lingkungan. 3. Lemahnya perencanaan,pengawasan,pengelolaan dan penerapan sanksi terhadap pelanggaran lingkungan.4.Karakter masyarakat yang tidak ekologis. Masyarakat Indonesia cenderung prakmatis karena melakukan eksploitasi terhadap SDA tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan.Apa yang harus dilakukan?1.Secara individu perlu mendorong karakter yang lebih ekologis seperti pekah dan solutif terhadap lingkungan.2.Negara menjadi aktor kunci solusi masalah lingkungan.a. optimalisasi pembangunan berwawasan lingkungan dan pembangunan di bidang lingkungan.b.mendorong kebijakan yang pro lingkungan yang ditandai dengan kebijakan hukum dan operasional tentang lingkungan.c. meningkatkan sistim pengawasan dan penerapan sanksi terhadap masalah lingkungan.d.mendorong peran serta semua pihak termasuk peran serta masyarakat sebagai bagian pembangunan secara integratif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju Pak Petrus Pulang, negara yang merumuskan kebijakan-kebijakan yang berwawasan lingkungan dan masyarakat juga bersedia dengan sadar untuk mentaati kebijakan-kebijakan maupun aturan-aturan yang telah dibuat oleh negara. Tetapi memang harapannya kebijakan-kebijakan yang disusun oleh negara tidak ada unsur kepentingan pribadi dan golongan di dalamnya sehingga memang kebijakan-kebijakan tersebut dibuat murni demi kelestarian lingkungan.

      Delete
  23. Menurut pendapat saya begini pak Nur Asri Yuda F,saya berpikir bahwa Manusia dipengaruhi lingkungan tetapi pada sisi lainnya manusia memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan,lalu menurut buku Sapiens : A Brief History of Humankind manusia bisa menguasai planet bumi ini dan mengalahkan mahluk lain yang paling buas sekalipun, hal ini disebabkan oleh mutasi genetik yang mengubah inner wiring Homo sapiens, memungkinkan mereka untuk berpikir dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dan untuk berkomunikasi dalam jenis bahasa yang sama sekali baru yang tidak hanya dapat menyampaikan informasi tetapi juga menciptakan dunia khayalan. Termasuk yang dikalahkannya adalah Ficus, marga tumbuhan yang terdiri atas lebih dari 800 jenis, 34 jenis di antaranya terdapat di Nusa Tenggara. Di dalam marga Ficus, terdapat jenis Ficus benjamina yang di Indonesia dikenal sebagai beringin dan dijadikan lambang Persatuan Indonesia dalam dasar negara kita Pancasila.kita bisa mengutip dari tulisan diatas bagaimana ficus di kalahkan manusia oleh alasan pembangunan namun disisi lain ficus memberikan sebuah kehidupan untuk manusia.saat ini ficus hanya akan menjadi sebuah icon dan bersejarah, ficus saat ini harus dikembalikan menjadi ficus yang hidup,walaupun butuh proses dari awal lagi dengan menghardik generasi milenial serta penduduk di bumi ini untuk peduli.kita semua harus bertanggung jawab,Negara juga harus berperan setidaknya ficus diindonesia dikembalikan perannya apapun alasannya atas peran ficus terhadap manusia dan bumi ini,.trimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Manusia adalah makhluk sejarah. Ia hidup dalam sejarah. Menjadi bagian sejarah. Membuat sejarah.Esensi buku A Brief History of Humankind melihat manusia dengan karateristiknya sebagai makhluk yang berpengetahuan akibat memiliki akal. Ia juga maklup sosial yang membutuhkan lingkungan. Periodesasi manusia dalam lingkup sejarah tetap menempatkan manusia sebagai maklup yang berhubungan dengan lingkungan. Siap tidak siap, sadar tidak sadar, keharmonisan menjadi jalan tengah untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungan. Ketidakharmonisan manusia dan lingkungan terjadi akibat karakter manusia yang cenderung mengeksplorasi lingkungan melampau daya dukung lingkungan.

      Delete
    2. Menggarisbawahi pernyataan dari pak mayolis bahwa kita semua harus bertanggung jawab,Negara juga harus berperan setidaknya ficus diindonesia dikembalikan perannya apapun alasannya atas peran ficus terhadap manusia dan bumi ini, ficus bisa membantu kita membatasi perubahan iklim, melindungi keanekaragaman hayati dan meningkatkan penghidupan, selama kita terus menanam dan melindungi pohon-pohon ini, seperti telah dilakukan manusia selama ribuan tahun. Sejarah ficus yang panjang mengingatkan kita bahwa manusialah sebenarnya yang merupakan tambahan terbaru di Bumi jika dibandingkan dengan 80 juta tahun Era Ficus. Masa depan kita akan semakin aman jika kita menjaga pohon-pohon ini. Terima kasih

      Delete
  24. Manusia adalah makhluk hebat dan memiliki kelebihan dari makhluk hidup lainnya. Dalam buku Sapiens : A Brief History of Humankind menjelaskan bahwa pada waktu itu Sekitar 12000 hingga 10000 tahun SM terjadi revolusi yang menjadikan Sapiens mengalami ledakan populasi, revolusi pertanian. Selama puluhan ribuan tahun sebelumnya Sapiens menjadi pemburu-pengumpul yang selalu berpindah tempat untuk menemukan tempat di mana sumber makanan berada. Ini menunjukkan bahwa saat itu manusia sudah mampu untuk mempertahankan kehidupannya dengan mengelola potensi lingkungan yang ada. Namun seiring berjalannya waktu, pertumbuhan penduduk terus meningkat. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi.Pertambahan penduduk pada dasarnya mempengaruhi banyak aspek, salah satunya yaitu berdampak terhadap lingkungan. Dimana pengaruh dari jumlah manusia itu berakibat kepada kondidi lingkungan yang menjadi korban. Kondisi lingkungan yang menjadi korban akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dan alam disekitarnya. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan atau ketidakharmonisan antara manusia dan komponen lingkungan sekitarnya. Pengaruh terhadap lingkungan dengan mengeksplorasi alam secara sewenag-wenang mengakibatkan adanya perubahan iklim dan berpotensi terjadinya pemanasan global (global warming), naiknya suhu bumi diberbagai negara, terjadinya disaster seperti kekeringan, badai topan, El Nino, badai siklon tropis, banjir dan berbagai macam ancaman terhadap kestabilan lingkungan.
    Pola kehidupan manusia memang mengalami suatu revolusi ketika diperhadapkan pada kenyataan semakin meningkatnya populasi jumlah manusia dan juga perkembangan teknologi yang digunakan untuk menunjang kehidupan.Namun, pola hidup tersebut tidak selaras dengan lingkungan alam sehingga menghasilkan krisis lingkungan. Lingkungan sebagai salah satu sumber daya alam dipertemukan dengan berbagai kepentingan yaitu kepentingan masyarakat, pengusaha dan pemerintah. Benturan kepentingan ini terkadang mengabaikan keselamatan dan kestabilan lingkungan. UU RI No 32 Thn 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup merumuskan bahwa lingkungan merupakan kesatuan ruang yang semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Disini jelas bahwa manusia memiliki andil besar dalam keberlangsungan dan dinamika lingkungan.Sehingga penting sekali, manusia sebagai individu dan juga negara kembali menyadari arti dari melindungi dan mengelola lingkungan hidup yang ada, semuanya itu dapat dimulai dari kesadaran kita masing-masing untuk melihat setiap potensi diri yang mau berusaha hidup selaras dengan lingkungan, karena kita manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal budi dan nalar yang mampu berpikir untuk menyelamatkan keberlangsungan kehidupan lingkungan dan sumber daya alam. Sebagai contoh, kita dapat mengelola lingkungan selain berusaha melakukan tindakan represif, seperti bertindak secara nyata menghadapi lingkungan yang sudah terlanjur rusak misalnya membuang sampah pada tempatnya sehingga mengurangi banjir/meluapnya air sungai/kali, tidak menebang pohon secara sembarangan dan lain sebagainya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Manusia dan lingkungan merupakan dua elemen yang saling mempengaruhi. Ulasan keharmonisan oleh Ibu Stevania menggarisbawahi hubungan mutualistik antara manusia dan lingkungan.Esensi keharmonisan terjadi sebagai konsekuensi dari paradigma manusia melihat dan memperlakukan lingkungan sebagai subjek; menanggalkan cara berpikir yang melihat lingkungan sebagai objek yang dieksploitasi.

      Delete
  25. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  26. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete


  27. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia mengancam sejumlah spesies melalui kehilangan habitat, menjadi sumber penyebab pencemaran, bahkan kegiatan manusia mengancam keaneka-ragaman hayati dan mengaggu lingkungan, layanan lingkungan yang tersedia pada danau laut tawar, sungai dan lahan basah, dieksploitasi secara berlebihan. Kita dapat mencegah kepunahan dini spesies liar karena adanya keterkaitan nilai ekonomis dan lingkungan, disamping itu spesies yang bersangkutan juga mempunyai hak atau kesempatan untuk ada/berkembang tanpa memandang nilai kemanfaatan bagi manusia. Sejumlah ancaman besar terhadap ekosisitem hutan, adanya penebangan yang tidak berkelanjutan, dan pembakaran hutan, diperparah oleh pemanasan global. Penggundulan hutan tropis berpotensi membahayakan karena layanan lingkungan berada dalam ancaman, yang terus berkontribusi terhadap pemanasan global. yang dapat dilakukan dalam upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, melalui pemberlakuan Undang-undang dan Peraturan secara tegas, adanya pemberian insentif ekonomi bagi perlindungan spesies, atau pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan terpadu kawasan. Adanya erosi tanah, degradasi lahan, desertifikasi, pencemaran air dan udara, kerusakan keaneka-ragaman hayati. Penggunaan ketersediaan air baku tanah yang tidak berkelanjutan melalui kegiatan mencemari, melakukan pemborosan penggunaan air, dan kurangnya dukungan finasial bagi pengembangan sumber daya yang tidak dapat tergantikan tersebut. Laju pengambilan air tanah lebih cepat dibandingkan dengan ketersediaan air tanah itu sendiri. Bagi pemborosan energi, hal ini dapat disiasati dengan meningkatkan laju penghematan pemakaian energi secara efisien dan bijaksana pada kegiatan industri, kendaraan bermotor dan bangunan. Berhubung Indonesia merupakan Negara tropis dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi sepanjang hari, maka penggunaan energi surya dapat dimanfaatkan, salah satunya oleh gedung perkantoran dalam mengaplikasikan pemanas air, penerangan bahkan penyejuk ruangan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memangkas biaya pemakaian listrik dari bahan bakar fosil.

    ReplyDelete
  28. Jika revolusi pertanian dipandang sebagai " history's biggest fraud, sejauh mana keterlibatan revolusi hijau dalam menyokong pemenuhan pangan dunia? Serta apa hubungan timbal balik antara sistem kapitalisme terhadap degradasi lingkungan?

    ReplyDelete
  29. Ketika lingkungan menjadi perhatian global dengan konsekuensi pembangunan yang berkelanjutan, teknologi yang mengarah kepada ramah lingkungan dengan memperhatikan ekosistem serta keanekaragaman hayati maupun nonhayati, namun pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui terus menjadi tujuan utama dalam memenuhi kebutuhan, apa yang menjadi keputusan yang harus di ambil dari konsekuensi ini?.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui untuk memenuhi kebutuhan manusia bukanlah sebuah dosa/kesalahan. Yang menjadi permasalahan adalah ketika dalam pemanfaatan SDA tersebut tidak dilakukan secara bijak sehingga mengakibatkan degradasi lingkungan.
      Solusi yang dapat diterapkan untuk menjamin pembangunan berkelanjutan sehubungan dengan ekstraksi SDA adalah dengan melakukan pemanfaatan SDA secara bijak dan terukur agar daya dukung lingkungan tetap terjaga serta melakukan penanganan terhadap dampak negatif yang mungkin timbul dalam proses produksinya

      Delete
    2. Keputusan yang harus di ambil dari konsekuensi tersebut adalah diperlukan Menyusun skala prioritas Penentuan urutan kebutuhan dari yang terpenting sampai dengan yang kurang penting. Dengan menyusun skala prioritas, dapat memperlihatkan kebutuhan mana yang benar-benar mendesak dan harus dipenuhi. Dengan cara menerapkan prinsip ekoefisiensi ketika menggunakan sumber daya alam. Karena prinsip ekoefisiensi bertujuan untuk menggunakan sumber daya alam seefektif mungkin. Dengan menerapkan ekoefisiensi, tidak ada sumber daya alam yang terbuang sia-sia sehingga kelangkaan bisa dicegah. Menggunakan energi alternatif Menggunakan energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Sebagai contoh minyak tanah merupakan sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui. Apabila digunakan terus-menerus akan menyebabkan kelangkaan. Agar hal tersebut tidak terjadi, diperlukan energi alternatif untuk menggantikan minyak tanah. Misalnya minyak tanah diganti dengan gas atau listrik.

      Delete
  30. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  31. Manusia melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan dalam bentuk kehidupan lain, yaitu menciptakan dan menghubungkan di sekitar ide-ide yang secara fisik tidak ada (pikirkan agama, kapitalisme, dan politik). "Mitos" bersama ini telah memungkinkan manusia untuk mengambil alih dunia dan menempatkan umat manusia di suatu titik untuk mengatasi kekuatan seleksi alam.
    Dengan penguasaan senjata dan api yang memungkinkan kita untuk berburu, memasak makanan, dan untuk mengontrol lingkungan. Hal ini merupakan otak besar Homo sapiens, yang hanya berevolusi 150.000 tahun yang lalu, yang memungkinkan manusia menaklukkan planet ini, dan melenyapkan semua spesies manusia lainnya, serta mengendalikan bumi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin setelah membaca sejarah masa lalu, kita perlu membaca sejarah masa depan kita, Homo Deus: A Brief History of Tomorrow https://www.ynharari.com/book/homo-deus/, agar dapat mulai menuliskannya dari sekarang

      Delete
  32. saya setuju dengan ibu naomi, (1). pertumbuhan populasi manusia; (2) kebetuhan manusia akan sumberdaya alam: hutan, perikanan, sungai, dan seterusnya,yang menjadi salah satu faktor pengrusakan lingkungan.
    memang buah simalakama karena manusia tidak melakukan tambang juga salah, manusia melakukan tambang yang berlebihan jg salah. kenapa karena kita tahu misalnya bahan untuk bangun rumah adalah daun, kayu dan bahan alam lainnya (khusus rumah daun). kalau kita tidak boleh tambang pasir, batu, dan hanya tebang kayu dari hutan berapa ribu orang di indonesia yang butuh bahan itu maka punah juga hutan kita maka tambang batu, pasir untuk rumah tembok jg menjadi solusi untuk mengurangi kerusakan hutan. contoh lain kita masak pakai konfor bahan bakarnya adalah hasil tambang, kl tidak pakai itu maka kayu api menjadi bahan bakarnya, maka hutan menjadi korban. maka selama bumi ini belum jadi roti, maka tambang masih tetap ada.

    ReplyDelete
  33. Yang menyebabkan hubungan antara penduduk Indonesia dengan lingkungan kurang harmonis adalah karena pola hidup yang tidak selaras dengan alam. Setidaknya ada 3 pola hidup kita sebagai pribadi yang membuat hubungan denga lingkungan kurang harmonis: pertama, melakukan eksploitasi sumber daya alam berlebihan sehingga melampaui daya dukung lingkungan; kedua, melakukan pemborosan pemanfaatan sumber daya alam (mis. boros air, boros makanan, boros bahan bakar), dan ketiga melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan (mis. membuang sampah sembarangan, melakukan pembakaran hutan/lahan, dll). Sebagai negara, kita "berbuat dosa" terhadap lingkungan dengan tidak membuat kebijakan terkait lingkungan secara komprehensif. Contoh kebijakan yang kontraproduktif adalah mendatangkan flora dan/atau fauna asing untuk menggantikan flora dan/atau fauna lokal. "dosa" lain yang kita lakukan sebagai negara adalah lemahnya pembinaan, pengawasan, dan penegakan hukum terhadap pelaku pencemaran dan/atau perusakan lingkungan baik yang dilakukan masyarakat maupun korporasi sehingga mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan semakin marak.
    Yang perlu kita lakukan sebagai warga masyarakat untuk menjaga keharmonisan dengan lingkungan adalah dengan menerapkan pola hidup hemat dalam mengkonsumsi sumber daya alam, tidak melakukan eksploitasi sumber daya berlebihan, dan tidak melakukan pencemaran/perusakan lingkungan. Sebagai negara kita berkewajiban menerapkan kebijakan lingkungan yang komprehensif yang sesuai dengan kondisi alam Indonesia, serta melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan penegakan hukum yang terukur terhadap pelaku pencemaran/perusakan lingkungan baik yang dilakukan warga masyarakat maupun korporasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pada dasarnya saya setuju dengan yang disampaikan pak Martinus mengenai apa yang perlu dilakukan oleh kita baik secara pribadi, masyarakat, dan negara. Saya menambahakan sesuai dengan yang dipelajari dalam buku “Living in the environment” sub bab 1-6. Sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai bentuk upaya pengendalian dan pelestarian lingkungan. Para ilmuan telah menemukan bahwa dengan melakukan 4 prinsip sustainability yaitu (1) memanfaatkan energy panas matahari sebagai energy terbarukan, (2) menjaga keanegaragaman hayati, (3) mengendalikan pertumbuhan penduduk, dan (4) menjaga siklus hara/ nutrient cycling, maka sesungguhnya dapat membawa kita pada gaya hidup yang sesuai dengan prinsip sustainability lingkungan. Dari 4 hal prinsip di atas, tentunya manusia menduduki tingkat tertinggi dalam hal pengendalian dan pengelolaan sumberdaya yang tersedia di bumi. Jika tidak dikendalikan dengan serius maka jumlah penduduk di bumi yang terus bertumbuh ini, menjadi ancaman utama bagi alam/ lingkungan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa hal-hal yang disampaikan pak Martinus, seperti ekploitasi berlebihan, pemborosan, dan pencemaran yang ditimbulkan, semuanya ini tidak terlepas dari semakin tidak terkontrolnya aktivitas manusia sebagai akibat langsung dari pertumbuhan penduduk bumi yang semakin meningkat.

      Delete
  34. Kita telah mengenal adanya istilah daya dukung dan daya serap. Dalam blog ini, kita diperkenalkan dengan istilah ecological footprint, yang mana dibagi menjadi beberapa jenis footprint. Pertanyan saya, apa perbedaan ketiga istilah ini? Dan bagaimana cara menghitung nilai ecological footprint?

    ReplyDelete
  35. Ketika masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan SDA disekitarnya, sering sekali terjadi pemanfaatan yang berlebihan tanpa mereka menyadari bahwa hal yang dilakukan memberi dampak negative pada SDA. seperti contohnya penangkapan ikan yang berlebihan atau sering disebut Overfishing.Menurut Bapak Dosen atau Teman sekalian, hal apa yang harus dilakukan untuk mennyelesaikan persoalan tersebut?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penangkapan ikan berlebihan merupakan tujuan dari Bisnis namun memberi dampak negative, bagaimana kita mampuh mengatasi persoalan ini adalah peran dari dinas terkait seperti penyuluhan keikutsertaan masyaraktat atau peran dari penegak hokum. kurang lebih seperti itu Pak Apolonaris

      Delete
    2. Menurut saya hal pertama yang harus dilakukan adalah perlu adanya undang-undang atau peraturan yang mengikat dan mengatur tentang pemanfaatan SDA dilanjutkan dengan sosialisasi terkait UU/peraturan tersebut dan Penerapan yang sesuai dan adil bagi seluruh rakyat indonesia.

      Delete
    3. Hal yang harus dilakukan adalah memperkuat Regulasi ; kurangnya peraturan dan kebijakan khusus, dan fakta bahwa penangkapan ikan telah menjadi industri yang terkait dengan sejarah manusia dan peradaban, banyak kelompok, serta Dana Margasatwa Dunia, membantu negara-negara belajar menyiapkan protokol pengelolaan yang memadai dan efektif

      Delete
  36. Pohon beringin merupakan perwujudan negara Indonesia sebagai tempat berteduh bagi seluruh rakyat. Sulur dan akarnya yang menjalar kesegala arah mewakili keberagaman warga Indonesia yang terbentuk dari banyak suku, bahasa, budaya, agama, ras, dan budaya. Pohon beringin juga merupakan pohon yang berumur panjang dengan akar yang sangat kuat dan akan terus tumbuh besar. Memberikan makna tambahan bahwa persatuan dan kesatuan Indonesia harus terus ditegakkan dan semakin kuat demi terwujudnya cita-cita bangsa. Warna putih di latar belakang pohon beringin menyimbolkan kesucian, kemurnian, dan kejujuran. Hal tersebut berarti persatuan Indonesia ditegakkan semata-mata karena cita-cita suci untuk kepentingan bangsa bukan karena adanya kepentingan perorangan semata. Tapi pada kenyataannya saat ini Indonesia sedang berada pada keadaan krisis nasionalisme dimana masyarakat indonesia lebh mementingan diri sendiri dan sifat individualisme semakin tajam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dengan lebih memahami filosofi dan manfaat pohon beringin kita dapat mengajarkan dan melakukan banyak hal positif dalam kehidupan

      Delete
  37. Salah satu upaya pelestarian lingkungan yang patut dicontoh adalah yang dilakukan oleh Mbah Sadiman. Kita semua menyadari manfaatnya, tetapi sering sulit memulainya karena kita masih berorientasi pada pekerjaan2 yang menghasilkan secara finansial

    ReplyDelete
    Replies
    1. Prinsip hidup mbah sadiman yang patutu diteladani bahwa hidup itu untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat, melakukan kebaikan yang bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri tapi juga bermanfaat bagi orang banyak. Dari beliau kita harusnya mampu memunculkan sadiman - sadiman lain di NTT yang bisa menghijauan NTT dan melestarikan Air di wilayah Kita yang cenderung mengalami kekeringan.

      Delete
  38. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  39. Konsep daya dukung lingkungan menjadi isu yang banyak diperbincangkan, mengingat semakin besarnya tekanan penduduk dan pembangunan terhadap lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk dengan aktivitasnya menyebabkan kebutuhan akan lahan bagi kegiatan sosial ekonominya makin bertambah . Pertambahan jumlah penduduk juga disertai dengan peningkatan konsumsi sumber daya alam seiring dengan meningkatnya tingkat sosial ekonomi masyarakat. Daya dukung lingkungan adalah jumlah maksimum manusia yang dapat didukung oleh bumi dengan sumber daya alam yang tersedia. Jumlah maksimum tersebut adalah jumlah yang tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan kehidupan di bumi dapat berlangsung secara sustainable atau berkelanjutan.

    ReplyDelete
  40. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  41. Mengapa permasalahan lingkungan hanya merupakan dosa orang miskin padahal yang pling merusak lingkungan adalah pengusaha?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kemiskinan dan kerusakan lingkungan berkorelasi negatif dan saling mempengaruhi. Kemiskinan terjadi karena kerusakan lingkungan atau sebaliknya lingkungan rusak karena adanya kemiskinan pada wilayah sekitar. Hubungan sebab akibat tersebut dapat terus menerus berlanjut membentuk suatu siklus yang tidak berujung. Pada kondisi seperti itu, kemiskinan akan semakin parah dan lingkungan semakin rusak. Semakin lama kondisi itu berlangsung, semakin kronis keadaanya. Sehingga status kemiskinan berubah secara tidak linier. Dari miskin, ke lebih miskin, dan akhirnya miskin sekali atau sangat miskin, demikian pula kecenderungan yang sama juga terjadi juga pada kerusakan lingkungan. Hal ini ditandai dengan aktivitas dan kehidupan manusia yang melebihi kapasitas alam. Manusia yang miskin untuk bertahan hidup karena tidak memiliki pilihan lain melakukan pemanfaatan SDA yang berlebihan melampaui daya dukung (carrying capacity) dari sumber daya alam yang ada.

      Delete
    2. Saya setuju dengan Ibu Eka bahwa kemiskinan dan kerusakan lingkungan saling mempengaruhi. Faktor kemiskinan menjadi pemicu terjadinya kerusakan lingkungan dan berkurangnya Sumber daya alam. Karena manusia mengeksploitasi sumberdaya alam melampaui ketersediaan SDA. selain itu, dengan bertambahnya jumlah populasi maka jumlah pemanfaatan SDA semakin bertambah.

      Delete
  42. Menurut saya tekanan manusia terhadap lingkungan harus dibuat seminimal mungkin agar daya dukung planet bumi bisa berkelanjutan. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah menurunkan atau mempertahankan jejak kaki ekologis berada dibawah kapasitas hayati

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju dengan ibu Eka bahwa salah satu solusi memperbaiki hubungan manusia dengan lingkungan adalah dengan memperkecil jejak ekologis , namun untuk memperkecil jejak ekologis saya pikir ini perlu kesadaran tiap pribadi untuk melakukan semua ini. menurut buku “Living the Environment” ada beberapa solusi terangkum diantaranya: perlu adanya pengendalian pertumbuhan penduduk (manusia memegang peran penting terhadap keberlanjutan yang baik di lingkungan, diperlukan sikap bijak dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan); menjaga SD yang tersedia dengan memanfaatkannya sebaik mungkin sesuai kebutuhan (memanfaatkan potensi energi cahaya matahari)memikirkan keberlanjutan hidup masa akan datang; serta menjaga siklus nutrien (perlu adanya daur ulang untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan dan hewan untuk bereproduksi). Solusi yang ada perlu didukung dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak saja bersifat himbauan namun perlu adanya tindakan tegas terkait permasalahan degradasi lingkungan. Yang menjadi pertanyaan adalah sejauh ini sudah ada begitu banyak kebijakan yang dilakukan namun terlihat bahwa permasalahan degradasi di lingkungan masih saja menjadi beban yang harus terus dipikirkan solusi penanggulangannya. Kira-kira tindakan seperti apa lagi yang harus dilakukan untuk menurunkan atau mengatasi masalah ini? Apakah perlu pendekatan secara represif terhadap pelaku? Bagaimana pemerintah melihat semua ini ?

      Delete
  43. saya sangat setuju dengan pendapat saudara yohanes puu. demi kebutahan sehari- hari segala hal di halalkan tanpa memikirkan efek kedepan. dan mungkin lebih tepatnya karna faktor ekonomi. apalagi jaman sekarang yang kaya tambah kaya yang miskin tambah miskin.

    ReplyDelete
  44. Memang sangat menyedihkan ketika kita melihat apa yang terjadi saat ini khususnya yang berkaitan dengan lingkungan. Kalau berbicara tentang teori lingkungan dan bagaimana cara mengatasinya maka saya berpikir waktu yang ada tidak akan cukup tetapi yang jadi pertanyaan berapa banyak orang yang peduli dan mau berbuat sesuatu bagi lingkungannya. Kisah hidup dari Mbah Sadiman merupakan contoh pribadi yang patut diteladani yang tidak memikirkan kepentingan pribadinya. Contoh berikut yang paling miris adalah kepekaan masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. Saat ini Pemerintah Kota Kupang menggalakkan suatu kegiatan GPS ( Gerakan Pungut Sampah ) yang melibatkan seluruh ASN di Kota Kupang. Setiap pagi seluruh OPD diberi jadwal lokasi GPS dan anehnya sampah tidak berkurang atau habis tapi malah semakin banyak...

    ReplyDelete
  45. Manusia tidak terlepas dari lingkungan hidupnya dan terus berinteraksi dengan komponen biotik dan abiotic serta social budaya. Apapun yang dilakukan manusia terhadap lingkungan hidupnya akan berdampak terhadap manusia itu sendiri. Sebab hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya dalah hubungan yang terus menerus sehingga penting untuk menjaga hubungan yang serasi, selaras dan seimbang. Namun sayangnya, penggunaan teknologi yang tak tepat serta eksploitasi sumber daya yang berlebihan lama kelamaan menimbulkan persoalan lingkungan yang berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri.

    ReplyDelete
  46. Cara yang dapat kita lakukan saat ini untuk menyelamatkan lingkungan adalah dengan tindakan nyata seperti hemat listrik, hemat air, hemat kertas, menanam pohon, kurangi pemakaian plastik, kurangi penggunaan kendaraan bermotor dan menjaga kelestarian hutan.

    ReplyDelete
  47. Menjaga kelestarian lingkungan menjadi salah satu tugas wajib setiap manusia. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia, hewan, tumbuhan. Jika tidak dirawat dengan baik, akan terjadi kerusakan pada alam dan bisa mengancam setiap makhluk hidup.
    Banyaknya aktivitas manusia yang menyimpang, dapat berdampak buruk bagi kelestarian alam. Nantinya, aktivitas tersebut juga akan berdampak pada perubahan lingkungan yang akan memberikan pengaruh negatif bagi makhluk hidup
    Salah satu penyebab perubahan lingkungan adalah karena faktor manusia. Beragam aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari, memberi kontribusi berbagai perubahan lingkungan. Adapun contoh perubahan lingkungan yang meliputi manusia, yaitu penambangan, pembangunan perumahan, intensifikasi pertanian, dan penebangan hutan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang betul ibu,, kita perlu menjaga lingkungan. namun kita juga harus sadari bahwa disaat kita menjalankan kehidupan ini kita sudah sedang dalam proses merusaki lingkungan, misalkan contoh kecil saja dalam kita menggunakan AC, kendaraan seperti Motor dan mobil. dari sekarang kalau kita berhenti menggunakan teknologi tersebut, saya rasa kita dalam upaya menjaga lingkungan. akan berhasil.

      Delete
  48. Kuliah 9. Ilmu Lingkungan
    Pandangan Aris Njata;
    Kehidupan manusia mengalami perkembangan. semakin meningkatnya jumlah manusia, juga perkembangan teknologi yang digunakan untuk menunjang kehidupan ikut berkembang. Rasa nyaman dengan berbagai teknologi, membuat pola hidup manusia tidak selaras dengan keberadaan lingkungan. Lingkungan sebagai salah satu sumber daya alam dipertemukan dengan berbagai kepentingan masyarakat, akan menjadi masalah yang sangat serius. Contoh; kita sudah nyaman dengan berjalan menggunakan kendaraan baik itu motor atau mobil, padahal kita tau bahwa disamping rasa nyaman kita, ada polusi yang dihasilkan. Namun saat ini siapa yang berani berhentikan penggunaan kendaraan?
    Oleh sebab itu, melindungi dan mengelola lingkungan hidup yang ada, semuanya itu dapat dimulai dari kesadaran kita masing-masing untuk melihat setiap potensi diri yang mau berusaha hidup selaras dengan lingkungan, karena kita manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal budi dan nalar yang mampu berpikir untuk menyelamatkan keberlangsungan kehidupan lingkungan dan sumber daya alam.

    ReplyDelete
  49. Menarik untuk kita diskusikan dalam materi ini adalah bahwa manusia dan lingkungan itu adalah satu kesatuan ekosistem yang saling membutuhkan/mutualisme. Manusia sebagai makluk berakhlak dimana mempunyai pikiran dan kemampauan yang lebih dari makluk lain untuk mengelola dan memanfaatkan semua sumber daya alam yang sudah disediakan. Yang menjadi persoalan adalah sikap dan prilaku manusia yang cenderung serakah dalam mengelola sumber daya alam. Sikap dan Prilaku ini yang akan menjadi pemicu terhadap intereaksi antara alam dan manusia. Manusia diberi tanggungjawab untuk mengelola bukan merusak sekaligus juga tanggungjawab melestarikan kekayaan alam sehingga dapat diwariskan dan dinikmati oleh anak cucu di masa yang akan datang.

    ReplyDelete
  50. setuju pak, lingkungan sudah rusak oleh tindakan manusia yang mengembangkan teknologi yang dampaknya merusak lingkungan

    ReplyDelete
  51. Pada dasarnya manusia selalu melakukan perkembangan dan perubahan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Dengan sifat yang tak pernah merasa puas, tidak menyadari dampak yang ditimbulkan dan baru sadar ketika alam sudah tidak bersahabat. Mendengar dan melihat berita bencana alam yang ada di sekitar kita saja sudah sangat menakutkan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi dalam mendukung gerakan melindungi dan merawat lingkungan, minimal dari diri kita sendiri.

    ReplyDelete
  52. Studi kasus. Dalam satu kawasan hutan, ternyata sudah banyak masyarakat yang tinggal dan turun temurun. Hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan hutan dan menurunnya kualitas lingkungan. Bagamaina tanggapan saudara terhadap kondisi ini dan win-win solution. Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. budaya sangat erat kaitannya dengan keberadaan masyarakat di suatu tempat (seperti di kawasan hutan). siapa yang berani bertanggung jawab untuk mengeluarkan mereka dari tempat tersebut?

      Delete
  53. Para ahli ekologi politik telah membangun gambaran tentang hubungan erat tentang kenapa masyarakat sering tinggal diekat sumber daya lingkungan terutama hutan baik kelompok adat maupun personal. hal ini sebagai akibat dari ketergantungan para pelaku ini pada lingkungan sekitar untuk makanan, bahan bakar, tempat tinggal dan kebutuhan dasar lainnya. Menurut hemat saya, kehidupan manusia yang berada di hutan sudah turun temurun harus di akomodir hak-haknya degan aturan yang telah di sepakati, selama keberadaan mereka tidak merusak hutan, ada dampak positif dari keberadaan mereka maka perlu di pertahankan dan dijadikan subjek dalam pelestarian/ konservasi. dan jika ada dampak negatif makan perlu adanya penyadar tahuan dan sosialsisasi tentang aturan main dalam sebuah kawasan hutan sebagi penyedia kebutuhan hidup manusia. Rata-rata masyarakat yang tinggal di hutan mempunyai akses terbatas terhada modal dan ruang publik membuat mereka berpikir pragmatis sehingga memanfaatkan hutan menjadi tidak bertanggung jawab. Tekanan sumber daya di dalam hutan biasanya dilakukan oleh oknum-oknum pembisnis yang datang memberikan modal bagi masyarakat untuk merambah hutan dengan meberikan kompensasi uang bahakan barang berharga lainya. Jika memungkinkan, hutan yang telah didiami, dan tanpa perlu mengorbankan mereka sebagi pemanfaat kawasan hutan yang telah didiami masyarakat kita bisa jadikan kawasan wisata berbasis masyarakat. Hasilnya dapat dijadikan hutan tersebut sebagai lokasi pelestarian wisata berbasis peletarian. Masyarakat di dalam kawasan hutan diajak ikut berperan melakukan pemanfatan wisata berbasis pelestarian oleh masyarakat. konsep wisata bisa berbasis masyarakat (dari, oleh dan untuk masyarakat). Pada prinsipnya secara ekologis kawasan hutan terus terjaga, secara sosial masyarakat tidak berdampak tergusur dari kawasan dan secara ekonomi mereka memiliki sumber pendapatan alternatif untuk kebutuhan dari penyediaan jasa lingkungan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju pak. Intinya bahwa hak-hak masyarakat akar rumput (Dikenal dengan masyarakat akar rumput yang kategorinya mencakup petani berskala kecil, pastoralist nomaden, pemburu, penduduk kota miskin, nelayan dll) tetap diakomodir. Tempat tinggal mereka tidak digusur dengan semena-mena demi kepentingan komersial yang hasilnya tidak kembali kepada mereka, tetapi sebaliknya dinikmati oleh oleh para penguasa. Karena untuk memperjuangkan ganti rugi saja mereka hampir tidak mungkin bisa. karena meskipun mereka diberikan pemukiman baru, belum tentu mereka dapat mencari nafkah di tempat tersebut.

      Delete
  54. apakah dengan bertambanya manusia disertai dengan pemahaman kesadaran tentang peduli lingkungan, dapat menyebabkan kerusakan lingkungan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Korelasinya terhadap Sumber daya manusia itu sendiri dan itu berawal dari kesadaran dari sumber daya manusia yang dimiliki akan ada korelasi terhadap dampak kerusakan lingkungan.

      Delete
    2. Pada kenyataannya masalah lingkungan hidup merupakan sikap kurang menyadari pentingnya pelestarian lingkungan. Faktor utama yang yang kurang menyadari mengenai kesadaran lingkungan ialah manusia. Karena manusialah yang selalu berperan aktif terhadap kelangsungan alam sekitarnya. Manusia tidak memiliki rasa cinta lingkungan yang benar.

      Delete
  55. Dalam menjaga dan merawat lingkungan saya setuju dengan teori variabel tengah atau variabel mediasi (intermediate or mediating variable theory) yang menyatakan bahwa dampak penduduk terhadap lingkungan dimediasi oleh pemerintahan, organisasi sosial, teknologi, budaya, pola konsumsi, dan tata nilai. Kerjasama yang baik dari hulu ke hilir akan memberikan dampak yang baik kepada lingkungan, bila kesadaran hanya pada salah satu pihak maka usaha untuk mejaga dan merawat lingkungan akan terhalang.
    Kesadaran dalam diri masing-masing pihak adalah hal dasar yang harus dilakukan

    ReplyDelete
  56. Tuntutan ekonomi menyebabkan masyarakat saat ini lebih memikirkan keadaan sekarang tanpa memikirkan keberlanjutan yang akan datang, dari setiap pengalaman ini kita diharapkan bisa menjadi generasi yang mau dan mampu merawat lingkungan bukan hanya menanfaatkan lingkungan terlebih untuk mendapatkan keuntungan sepihak.Kita harus bisa membangun hubungan mutualisme dengan lingkungan.

    ReplyDelete
  57. teori variabel tengah sangat baik dijadikan rujukan untuk mempertemukan empat unsur , pemerintah, masyarakat, pengusaha dan penggiat sosial (lingkungan). masyarakat perlu di berikan pemahaman dengan menilai tata nilai ekonomi sumberdaya baik langsung maupun tidak langsung, masyarakat juga diajak untuk berbuat menjaga lingkungan dan dampak kerusakannya jika lingkungan terus dieksploitasi. jika semua berperan dapat menjadi faktor penting menata lingkungan kedepan. kadang pembangunan masih bersifat top down dari atas kebawah tanpa melihat kebutuhan masyarakat akar rumput (pengguna SD langsung) perlu pendekatan bottom up (bawah keatas) agar hak dan kebutuhan masyarakat dapat di akomodir.
    Para pengusaha di libatkan dalam pembangunan dengan menggantikan nial ekonomi dari sumberdaya yang sudah di keruk, NGo sosisal dan lingkungan terus membangun kebersamaan untuk pemulihan lingkungan memberikan pemahamn dan penguatan serta pendampingan pemberdayaan , pemerintah dengan kebijakannya mengelurakan aturan lingkungan ekonomi hijau untuk menata sumberdaya. dengan tanpa mengorbankan penduduknya.

    ReplyDelete
  58. Sangat menarik bahwa manusia dan lingkungan itu adalah satu kesatuan ekosistem yang saling membutuhkan. Manusia sebagai makluk tertinggi ciptaan Tuhan dimana mempunyai pikiran dan kemampauan yang lebih dari makluk lain untuk mengelola dan memanfaatkan semua sumber daya alam yang sudah disediakan. Yang menjadi perhatian adalah sikap dan prilaku manusia yang cenderung serakah dalam mengelola sumber daya alam. Sehingga perlunya tindakan tegas dari Pemerintah sekaligus juga tanggungjawab melestarikan kekayaan alam sehingga dapat diwariskan dan dinikmati oleh kita semua

    ReplyDelete
  59. Menurut saya, yang menyebabkan hungan antara manusia dan lingkungan kurang harmonis disebabkan oleh aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan pangan dan sosialnya dimana manusia mengekspolitasi sumber daya tanpa memikirkan dampak lingkungan. Untuk itu, aktifitas manusia dalam mengelola sumber daya alam perlu dibekali dengan pengetahuan tentang ekologi dan lingkungan hidup. Pengetahuan ini menjadi dasar dalam memahami hubungan manusia dengan alam, hubungan aktivitas manusia dengan proses-proses alam yang berdampak pada masalah lingkungan hidup, pencemaran dan kesehatan lingkungan. Kemudian bagaimana dapat memulihkan kembali kapasitas sumber daya alam melalui konservasi, dan menilai dampak pembangunan terhadap lingkungan

    ReplyDelete
  60. saya sangat setuju dengan pendapat saudari lince. bahwa pertumbuhan populasi sangat berdampak pada degradasi sumber daya alam, yang mengakibatkan ketidakseimbangan lingkungan.

    ReplyDelete
  61. Ijin Bertanya Pak, menurut pandangan Bapak, di NTT ini apakah sudah optimal antara aspek kependudukan yang mengelolanya dengan pembangunan yang berbasis ramah lingkungan dan berkelanjuta.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya, aspek kependudukan terhadap pengelolaan dengan pembangunan yang berbasis ramah lingkungan dan berkelanjutan belum terlaksana optimal. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan penghijauan akibat penebangan dan kebakaran hutan, penggunaan transportasi massal, mengurangi penggunaan kendaraan yang berbahan bakar fosil

      Delete
  62. Pemerintahan dengan tata kelola yang buruk cenderung mengeksploitasi sumberdaya alam untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya selama masa jabatan. Apakah konsep kebijakan untuk menentukan penggunaan sumber daya alam dan lingkungan yang belum efektif serta belum efisien dalam pengelolaan sumber daya alam?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya untuk sekarang pemerintah sudah melakukan upaya terbaik dan seefektif mungkin dalam membuat konsep kebijakan. Namun perlu di tinjau ulang karena ini bergantung terhadap para pejabat apakah memiliki kesadaran dalam melestarikan lingkungan dan cara pengelolaan SDA.

      Delete
  63. Pak saya ingin bertanya, menurut bapak apa yang menjadi kunci terkait dengan manajemen populasi dalam pengelolaan lingkungan di masa sekarang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Manajemen lingkungan terpadu: Sistem yang direkomendasikan saat ini untuk pengelolaan lingkungan adalah Self-Regulation System (ADS) . Pengelolaan lingkungan hidup terpadu merupakan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup, meliputi pembuatan kebijakan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, restorasi, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.
      Manajemen sumber daya berkelanjutan: Manajemen sumber daya yang berkelanjutan dan seimbang diperlukan untuk membantu lingkungan pulih dengan cepat. Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dapat dicapai dengan berpikir lokal, mencari solusi dengan sumber daya lokal, kearifan lokal, dan budaya, serta menerapkan informasi dan teknologi terkini bersama keahlian dan budaya nenek moyang kita untuk memecahkan masalah
      Kinerja lingkungan yang baik: Kinerja lingkungan yang baik adalah penerapan sistem manajemen lingkungan yang baik. Menerapkan sistem manajemen lingkungan dapat meningkatkan kepatuhan, mencegah polusi, melestarikan sumber daya, menarik pelanggan/pasar baru, meningkatkan efisiensi/mengurangi biaya, dan meningkatkan moral karyawan.

      Delete
  64. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  65. Pak Saya Ingin Bertanya apakah pajak karbon yang diberlakukan di negara maju membawa pengaruh positif di negara berkembang seperti kita di Indonesia?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya, pengenaan tarif pajak karbon di Indonesia sudah dilakukan dan tarif pajak karbon terinclude dalam tarif uji emisi oleh UPTD Pengujian Kabupaten/Kota yang dimuat dalam peraturan daerah. Yang menjadi catatan bahwa tarif tersebut fleksibel mengikuti peraturan daerah masing-masing dalam menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD)

      Delete
  66. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  67. 1. Bagaimana penerapan transportasi hijau (green transportation) di Kota Kupang apabila penggunaan kendaraan pribadi tidak dibatasi, penggunaan BBM yang direkomendasikan sesuai standar emisi EURO 4, peremajaan dan penertiban kendaraan yang penggunaan diatas 5 tahun?
    2. Bagaimana pandangan tentang model perencanaan modern saat ini dimana pembangunan tidak memperhatikan fungsi dari suatu bangunan melainkan apakah bangunan itu dapat menciptakan konsep baru (bersifat dinamis) sebagai contoh pembangunan museum yang dilihat bukan isinya melainkan yang perhatikan bentuk dan corak bangunan itu sendiri?

    ReplyDelete
  68. Menurut pandangan ekologi politik, penduduk dan lingkungan sebenarnya terhubung hanya karena keduanya mempunyai akar permasalahan yang sama, yaitu kemiskinan ! nah dari sini saya ingin bertanya bagaimana cara mengatasi kemiskinan yang terjadi karena diketidakseimbangan ekonomi ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. salah satu cara dengan fokus pada program pangan yang terjangkau dan berkelanjutan. dengan mendukung pertanian lokal, akses ke pasar, dan pengembangan teknologi pertanian yang inovatif untuk meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi

      Delete